Apps4God

Submitted by admin on Fri, 04/08/2016 - 12:00
instagram twitter facebook APPPSLIVE EDISI 16 [APRIL 2016]
apps4god
APPPS LIVE
(Aplikasi Pelayanan Proyek Program Sabda)

DAFTAR ISI

1. REPORTASE

App-alks: Seminar "Peluang dan Tantangan Mendidik Generasi Era Google" Oleh Bapak Ang Wie Hay

2. KOMUNITAS

App-alks: Senangnya Belajar Firman Tuhan dengan Aplikasi

3. PELAYANAN / PROYEK / PROGRAM

App-ech: Media Sosial dan Pemanfaatan App untuk Kelas PESTA

App-alks: Pemanfaatan Aplikasi Chatting dalam Pelayanan Pemuda

4. ARTIKEL+

Media Sosial dan Kekristenan

EDITORIAL

Sahabat Apps4God,

Saat ini, media sosial menjadi hal yang tidak asing lagi dalam kehidupan kita, apalagi bagi anak-anak muda. Dengan media sosial, kita menjadi lebih mudah untuk berkomunikasi dan membagikan berbagai informasi dengan orang lain. Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, BBM, dsb. telah menjadi "sahabat" yang setia menemani kita untuk "membunuh" waktu luang. Namun, tidak jarang, media sosial justru menjadi hal yang harus dihindari karena bisa menghabiskan waktu produktif kita untuk meng-update status, membalas komentar, atau sekadar melihat-lihat. Media sosial telah mengalihkan perhatian kita, dari berinteraksi dengan orang lain secara nyata, menimbulkan kecanduan, dan menjauhkan kita dari Tuhan.

Jadi, bagaimana kita menyikapi perkembangan media sosial ini? Sebagai orang Kristen, kita tidak boleh menutup mata dengan kenyataan era teknologi ini. Kalau kita tidak bisa menghindarinya, maka lebih baik kita menggunakannya dengan benar untuk menjadi alat-alat yang berguna bagi pelayanan. Media sosial dapat dipakai oleh Tuhan sebagai sarana pemberitaan Injil di abad ke-21 ini. Pada edisi kali ini, redaksi APPPS LIVE akan membagikan informasi seputar pelayanan yang memanfaatkan media sosial dalam pelayanan kekristenan. Kiranya menjadi berkat bagi Sahabat sekalian agar makin berhikmat dalam menggunakan media sosial untuk kemuliaan Tuhan.

In Christ,

# Hilda Debora,
Pemimpin Redaksi APPPS LIVE
hilda@in-christ.net

REPORTASE

 

App-alks: Seminar "Peluang dan Tantangan Mendidik Generasi Era Google" Oleh Bapak Ang Wie Hay

image: Seminar Peluang dan Tantangan Mendidik Generasi Era Google

Pada tanggal 2 April 2016, di SMP Kristen IPEKA Tomang diadakan seminar bagi orangtua Kristen yang bertema "Peluang dan Tantangan Mendidik Generasi Era Google" dengan pembicara Ang Wie Hay, M.Div., M.Sc., seorang praktisi teknologi informasi dan teologi dari Singapura. Seminar ini dihadiri sekitar 300 orang, terdiri dari orangtua murid dan guru-guru. Mereka mendapatkan wawasan baru dan inspirasi untuk mendidik anak-anak mereka di era google ini.

Era digital yang memengaruhi segala bidang kehidupan tidak bisa kita hindari, dengan segala dampak negatif dan positifnya. Pembinaan iman anak-anak dalam keluarga menjadi kunci utama dalam menghadapi era digital ini. Untuk itu, orangtua harus menjadi pemimpin bagi anak-anak dalam berbagai hal, termasuk dalam soal memakai teknologi. Orangtua perlu teladan dalam memakai gadget dengan mengusahakan ketegasan dalam membatasi waktu bermain gadget dan mengawasi konten-konten permainan anak. Penting juga bagi orangtua untuk menyediakan waktu melakukan berbagai aktivitas lain dengan anak (contoh bermain bersama, berenang, mengunjungi perpustakaan) sehingga anak-anak tidak mencari kesenangan hanya dengan alat digital saja.

Namun, kondisi rohani yang terus bertumbuh dalam Tuhan Yesus dan keteladanan hidup orangtua Kristen adalah hal utama yang memberi kontribusi pada pembinaan keluarga. Menyediakan waktu khusus setiap hari berupa mezbah doa, saat teduh bersama, atau doa bersama akan memberikan makanan rohani yang secukupnya bagi pertumbuhan iman anak-anak. Kerohanian yang mengutamakan Kristus akan menjadi tameng bagi keluarga dalam menghadapi pengaruh buruk perkembangan zaman. Semoga seminar ini menolong keluarga untuk terus memuliakan Tuhan di era digital. [Ang Wie Hay]

KOMUNITAS

 

App-alks: Senangnya Belajar Firman Tuhan dengan Aplikasi

image: Kuliah Belajar Alkitab

Salah satu sahabat Apps4God, Pdt. Gilbert Farid Abqari, mengadakan kuliah umum Belajar Alkitab yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai angkatan di Presbyterian Intercultural Leadership Institute. Berbeda dengan kelas Alkitab yang biasanya menggunakan banyak buku, mereka menggunakan beragam aplikasi Android untuk studi Alkitab, yaitu Alkitab SABDA, AlkitabPEDIA, Kamus Alkitab, dan Tafsiran. Berikut tanggapan para mahasiswa ketika mereka mencoba metode yang berbeda ini.

"Pada mulanya, saya menggunakan aplikasi SABDA (AlkiPEDIA, Alkitab, Kamus Alkitab, Tafsiran Alkitab) hanya untuk kemudahan dalam era teknologi. Setelah saya mengikuti kursus teologi, ternyata aplikasi-aplikasi ini amat memudahkan saya untuk memahami pelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas, amat cepat, dan ringkas penggunaannya (user-friendly). Yang paling saya suka adalah semua aplikasi ini mempunyai hubungan (terkoneksi). Ada link untuk kita rujuk dari satu ayat ke ayat yang lain. Contohnya dalam AlkitabPEDIA, ada simbol link di mana kita boleh merujuk dan balik kepada ayat di dalam Alkitab. Amat bagus dan saya harap di masa depan ada lagi aplikasi yang lebih baik diciptakan. Tuhan memberkati."

 

Bagaimana dengan Sahabat Apps4God? Apakah Anda juga sudah menggunakan aplikasi-aplikasi untuk menggali firman Tuhan lebih mendalam? Mari berbagi di komunitas Apps4God.

Komunitas Apps4God

PELAYANAN / PROYEK / PROGRAM

 

 

App-ech: Media Sosial dan Pemanfaatan App untuk Kelas PESTA

Perkembangan teknologi membuka kesempatan bagi gereja atau organisasi-organisasi Kristen untuk memberikan pengajaran tentang kebenaran firman Tuhan kepada lebih banyak orang. Kesempatan inilah yang dilakukan dan dikerjakan oleh Yayasan Lembaga SABDA melalui program PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologi Awam). PESTA memberikan pendidikan teologi secara online bagi orang Kristen awam yang rindu belajar teologi tanpa harus bertatap muka dalam kelas reguler.

 

image: Logo PESTA

 

Pada awal kemunculan internet di Indonesia (1998), PESTA sudah mulai melakukan diskusi online dengan memanfaatkan Milist (Mailing List). Menginjak tahun 2015 hingga saat ini, PESTA mulai mengembangkan jalur kelas diskusi dengan menggunakan Facebook Grup. Fleksibilitas Facebook memudahkan para peserta untuk semakin aktif dalam berdiskusi. Sebagai contohnya pada bulan Januari/Februari, PESTA membuka kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) melalui FB Group. Dalam kelas ini, seluruh peserta bersama-sama belajar tentang doktrin Kristen dimulai dari penciptaan, kejatuhan manusia, hingga hidup baru dalam Kristus. Peserta sangat antusias dalam berdiskusi. Moderator yang mengarahkan diskusi di group juga mendorong peserta untuk menggunakan berbagai aplikasi SABDA Android, seperti Alkitab, Tafsiran, Kamus Alkitab, dan AlkitabPEDIA. Dari pengalaman ini, kita melihat bahwa pemanfaatan teknologi terkini untuk belajar sangat diminati oleh banyak orang Kristen awam. Kiranya cara ini dapat Anda terapkan di gereja atau komunitas pelayanan Anda. Gunakan media sosial untuk belajar, menggali, dan berbagi kebenaran Alkitab. Dengan demikian, iman kita akan bertumbuh dan kita dapat memberi pertanggungjawaban akan iman kita. To God be the glory! [Amidya]

Facebook PESTA

App-alks: Pemanfaatan Aplikasi Chatting dalam Pelayanan Pemuda

 

image: Media Chat dan Pemuda

 

Kita sekarang senang berkomunikasi dengan keluarga, teman, dan rekan kerja via aplikasi chatting, baik untuk bersenang-senang maupun untuk urusan sehari-hari. Bahkan, kadang chatting lebih banyak dilakukan daripada percakapan langsung. Bagaimana jika chatting digunakan dalam pelayanan? Komisi Pemuda-Pemudi Zion (KPPZ) dari GKKA Ujung Pandang membagikan pengalaman mereka menggunakan chat group LINE dalam melayani. Ide yang awal mulanya cuma untuk berbagi informasi antarjemaat ternyata menghasilkan banyak berkat. Simak kesaksian berikut ini.

1. Persekutuan di Mana Saja
Pemuda KPPZ senang membagikan aktivitas mereka dalam chat group, baik sekolah, pekerjaan, atau berita. Kadang ada juga yang ingin minta didoakan dalam pergumulannya sehari-hari. Seluruh anggota KPPZ merespons secara positif dengan memberi semangat serta mengingatkan dengan ayat-ayat Alkitab. Beberapa anggota pun menawarkan untuk berdoa bersama atau secara pribadi. Hal ini menjaga kedekatan relasi KPPZ dengan Tuhan dan sesama, baik di dalam maupun di luar gereja.

2. Konseling Kapan Saja
Tidak semua orang mau membagikan masalahnya secara terbuka. Chat group menjadi jembatan untuk tahu siapa saja yang aktif dalam KPPZ, kemudian mereka akan mengontaknya secara pribadi. Hendra Fongaja sebagai pembimbing KPPZ sering kali berkomunikasi dengan pemuda via chat mengenai berbagai hal, contohnya seputar keluarga, pekerjaan atau pasangan hidup. Ini membantunya menjangkau anak-anak didiknya ketika mereka tidak bisa bertemu secara langsung.

3. Pemuda Menjadi Lebih Terbuka
Menurut Irfandi, aktivis KPPZ, kehadiran chat group KPPZ membuat para pemuda menjadi lebih aktif dalam persekutuan. Bahan pembicaraan di chat group terbawa ketika bertemu langsung, begitu pula sebaliknya. Ini meningkatkan komunikasi antaranggota KPPZ. Interaksi yang cukup lancar di dalam dan di luar gereja membuat mereka lebih giat menghadiri ibadah dan terlibat dalam pelayanan.

KPPZ GKKA Ujung Pandang membuktikan bahwa penggunaan teknologi dengan benar memberi banyak manfaat. Hendra Fongaja, pembimbing KPPZ, menitipkan pesan bagi para pelayan Tuhan yang juga ingin mempraktikkan hal serupa: "Manfaatkan media sosial semaksimal mungkin untuk mengembangkan pelayanan kita. Jangan anti terhadap perkembangan zaman, melainkan manfaatkan perkembangan itu untuk kemuliaan Tuhan."

ARTIKEL+

 

Media Sosial dan Kekristenan

 

image: Media Sosial

 

Media sosial memang sudah melekat dengan kehidupan masyarakat modern. Hampir semua hal bisa dibagikan melaluinya, baik itu suasana hati, kejadian yang baru saja dialami, artikel atau berita yang menarik, dan sebagainya. Kita juga bisa menggunakannya untuk membagikan iman kita seperti yang dilakukan orang-orang Kristen di China. Mereka membagikan iman mereka melalui Weibo, jejaring sosial raksasa milik pemerintah China, dan berhasil menjangkau khalayak yang besar.

Sayangnya, tidak semua orang, termasuk orang Kristen, menggunakan media sosial untuk hal yang bermanfaat dan bernilai. Misalnya, media sosial lebih banyak dipakai untuk membagikan hal-hal yang berfokus pada kepentingan diri sendiri, melakukan provokasi yang merugikan orang lain, bahkan untuk aksi "cybercrime". Bagaimana seharusnya kita sebagai orang Kristen memanfaatkan media sosial, ditinjau dari kebenaran iman Kristen? Tentunya, teknologi ini harus kita pakai untuk kemuliaan Tuhan dan memberkati orang lain. Berikut ini adalah artikel-artikel yang akan menolong gereja dan orang percaya menggunakan media sosial secara efektif untuk pelayanan dan kemuliaan Tuhan.