Apps4God

Submitted by admin on Mon, 06/19/2017 - 12:00

Pada awal musim panas ini, saya berhasil mencapai setengah jalan untuk menyelesaikan program master. Seperti yang dilakukan banyak orang banyak orang akhir-akhir ini, saya mengambil seluruh kelas secara daring. Sebagai orang yang sangat menyukai duduk dalam ruang kelas dan menulis catatan (saya tahu, memang aneh), awalnya saya sedikit skeptis. Tidak terlalu lama saat saya menyadari betapa banyak yang akan saya pelajari, tidak hanya tentang area isinya, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa membentuk atau memperkuat komunitas dan saling terlibat dengan cara yang cukup signifikan melalui antarmuka daring.

Menciptakan Komunitas

Pendidikan daring mengambil berbagai bentuk atau format. Teman kuliah saya juga ambil bagian dalam program yang bertemu daring setiap minggu pada jam tertentu, sementara kebanyakan kursus dan pembicaraan saya dilakukan melalui diskusi papan posting daring, respons dan jawaban secara terus-menerus, dan berbagai projek atau tugas tertulis.

Hal yang paling mengejutkan bagi saya adalah bagaimana kelompok kami ini menjadi sebuah komunitas. Setelah satu tahun belajar dengan teman-teman sekelas daring saya, saya belum bertemu muka sama sekali. Secara geografis, peserta tersebar di seluruh negeri, dari negara bagian Oregon sampai Pennsylvania. Namun, dari apa yang sudah saya alami dan amati dari posting diskusi, saya bisa melihat bahwa kami tahu cukup banyak tentang satu sama lain, termasuk situasi-situasi kehidupan, tujuan karier dan mimpi-mimpi, vokasi profesional pribadi dan personal saat ini, pengalaman dan peristiwa-peristiwa masa lampau yang membentuk siapa diri kami saat ini, dan hal-hal yang kami yakini, hargai, dan sayangi. Meski saya masih memilih pembicaraan dan konteks pembelajaran tatap muka, kesempatan yang kami miliki untuk memperkuat komunitas dan koneksi melalui cara daring ini sangat bagus.

 

Menumbuhkan Kemampuan-Kemampuan Komunikasi

Meski saya belum menguasai kemampuan ini, kursus daring telah menyediakan jalan untuk mengasah kemampuan saya dalam menulis, baik secara akademis dan percakapan. Ketika bercakap-cakap melalui posting diskusi, konteks memang membutuhkan nada yang formal dan akademis. Namun, ada rasa keingintahuan dan keramahtamahan yang cenderung masuk, seolah-olah kami sedang bertukar pikiran dalam ruang kelas. Hal ini seperti terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, ketika kita sedang dalam percakapan di Facebook, Twitter, atau rentetan komentar blog. (Jika Anda belum membaca tulisan Rev. Bill Johnson "Social Media and the Death of Reason", Anda mungkin perlu membacanya sekarang.)

Lokasi Bukanlah Faktor

Berbicara tentang para pengajar, batasan geografis tidak lagi menjadi masalah. Saya sudah mendapat kesempatan untuk belajar dari pribadi-pribadi yang ahli, baik dalam konten maupun praktis, dan yang saat ini melayani dalam bidang-bidang yang mereka geluti, entah di negara bagian lain yang dekat maupun yang jauhnya ribuan mil.

Aplikasi Praktis

Saya melihat banyak sekali kemungkinan untuk menerapkan prinsip-prinsip ini dalam komunikasi dan usaha membangun komunitas.

  • - Membangun relasi yang sudah ada dalam jemaat kita, kita mungkin harus menjelajahi kemungkinan belajar Alkitab tengah minggu dengan memanfaatkan platform gratis, seperti Google Hangouts.
  • - Terus melanjutkan percakapan pembacaan ayat Alkitab dan khotbah hari Minggu melalui postingan-postingan blog atau percakapan di media sosial.
  • - Terlibat dengan tubuh Kristus dari seluruh dunia! Barangkali jemaat Anda mendukung misionaris atau mitra-mitra dari organisasi yang beroperasi di wilayah geografis yang berbeda. Terlibatlah dalam percakapan tentang cara-cara untuk secara daring terhubung dengan mereka, misalnya melalui umpan-umpan video streaming pada acara Pemahaman Alkitab, obrolan tanya-jawab di Twitter atau chatting, atau platform digital lainnya.
  • - Mendorong dan memperlengkapi para anggota melalui kursus-kursus daring. Manfaatkan kesempatan-kesempatan seperti Online Mission Trips pada acara pelayanan Lutheran, atau membentuk kelas daring sendiri. (Saya akan sangat senang mendengarkan/belajar dari Anda jika jemaat Anda melakukan hal ini!)

Entah kita belajar dalam lingkungan daring atau tatap muka, melalui jalur formal atau informal, selalu ada sesuatu yang bisa kit ambil pelajaran. Kita mungkin menemukan kemampuan-kemampuan baru, mengapresiasi perspektif yang berbeda, fakta-fakta menyenangkan untuk disampaikan pada acara-acara makan malam, dan, mudah-mudahan, kesempatan untuk membina iman dan menguatkan komunitas. Saya bisa terus-menerus berbicara, tetapi saya harus bergabung dalam diskusi daring yang dijadwalkan tengah malam ini! (t/Odysius)

Diterjemahkan dari:

Nama situs Concordia Technology Solutions
Alamat URL http://www.concordiatechnology.org/blog/2016/07/4-benefits-of-online-learning
Judul artikel 4 Benefits of Online Learning
Penulis artikel Katy Munson
Tanggal akses 27 Juli 2016