Sebelumnya, kita telah mengenal satu produk baru yang diluncurkan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), yaitu apps Publikasi SABDA. Kali ini, kita akan berkenalan dengan salah seorang yang ikut berkontribusi dalam pengerjaan proyek tersebut. Beliau adalah Jeffrey Lim, programmer tim ITS YLSA yang telah menjadi bagian dalam komunitas Apps4God. Pada perbincangan kali ini, kita akan lebih dalam mengenal apps Publikasi SABDA dan pengalaman Jeffrey dalam pengerjaan proyek ini. Silakan menyimak wawancara berikut:
1. IT-4-GOD (I): Pertama-tama, tolong jelaskan apa itu aplikasi Publikasi SABDA dan fitur apa saja yang disediakan?
Jeffrey (J): Aplikasi Publikasi SABDA adalah aplikasi berbasis Android untuk menampilkan publikasi-publikasi elektronik yang diterbitkan oleh YLSA. Untuk analogi, aplikasi ini seperti aplikasi surat kabar atau majalah, tetapi isinya adalah publikasi elektronik YLSA. Publikasi SABDA mempunyai kurang lebih 20 publikasi elektronik rohani, seperti: e-BinaAnak, e-BinaSiswa, e-Reformed, e-Wanita, e-Konsel, e-Leadership, dan bahan renungan (ROC, e-SH, e-RH), dll.. Secara umum, selain bisa membaca (dan merenungkan), pengguna juga dapat membagikannya melalui berbagai media chatting, seperti: WA, Telegram, Email, dll. dengan tombol Share. Pengguna juga dapat memilih untuk mengaktifkan atau menonaktifkan publikasi-publikasi yang ada sesuai dengan preferensi pengguna. Untuk lebih jelasnya, silakan mengunduh dan menginstal aplikasi ini ke HP Android Anda. Baca dan bagikan bila Anda mendapat berkat.
2. I: Apakah Anda bisa menceritakan kepada kami apa yang menjadi alasan dan dorongan terbesar hingga akhirnya Anda bersedia mengambil bagian dalam proyek pengembangan aplikasi publikasi SABDA ini?
J: Alasan dan dorongan terbesar saya untuk mengambil bagian dalam proyek ini adalah karena saya ingin menjadi berkat dengan ilmu IT yang Tuhan berikan kepada saya dan juga ingin belajar mengembangkan talenta ilmu IT yang Tuhan percayakan. Saya terdorong untuk melipatgandakan apa yang Tuhan berikan untuk boleh dibagikan.
3. I: Dalam pengerjaan proyek ini, apakah terdapat kendala? Jika ada, bagaimana Anda menyikapi kendala-kendala tersebut dan cara mencari penyelesaian dari masalah yang muncul?
J: Kendala tentunya ada. Misalnya, kendala bagaimana mengembangkan fitur dan kendala teknis. Cara saya menyikapi kendala tersebut adalah berdiskusi dengan teman-teman IT, baik yang ada di tim ITS YLSA, Sahabat IT SABDA, maupun teman-teman lainnya. Banyak kali saya pergi ke mesin pencari Google dan mencoba untuk mencari solusinya. Ada kalanya, bila dirasa perlu, saya bahkan mengikuti kuliah online dan mencoba belajar lebih jauh, misalnya mengenai Material Design. Saya teringat, beberapa kali Tuhan juga menggerakkan saya untuk berdoa ketika mengembangkan aplikasi ini. Saya meminta hikmat kepada Tuhan untuk mengembangkan aplikasi ini.
4. I: Apa harapan Anda dan kerinduan Anda dengan adanya aplikasi ini bagi para pengguna aplikasi Publikasi SABDA?
J: Harapan saya yang terutama adalah supaya aplikasi ini boleh digunakan, dibagikan, dan menjadi berkat bagi banyak murid Tuhan. Saya rindu semua orang yang terlibat dalam proses publikasi ini, yaitu mulai dari orang yang menulis, menerjemahkan, mengedit, membagikan, dan membaca boleh diberkati dari wawasan dunia kekristenan.
Saya ingin menjadi berkat dengan ilmu IT yang Tuhan berikan kepada saya dan juga ingin belajar mengembangkan talenta ilmu IT yang Tuhan percayakan.
5. I: Melalui proyek aplikasi Publikasi SABDA ini, pelajaran atau kesan apa yang Anda dapatkan?
J: Sejak tahun 2000, saya sudah terlibat dalam pelayanan IT, baik itu membuat program perpustakaan, website perpustakaan, program gereja, ataupun website-website pelayanan. Namun, semua itu saya lakukan secara sendirian (single fighter). Dalam proyek aplikasi publikasi ini, saya mendapatkan pelajaran berharga bahwa dalam mengembangkan pelayanan IT 4 God, kita butuh tim untuk bekerja sama dan berkolaborasi. Saya bersyukur dalam kesempatan ini boleh bergabung dengan pelayanan SABDA dan berada dalam satu tim. Ketika diberikan konsep-konsep untuk membuat fitur-fitur secara teknis yang saya belum bisa, saya terdorong untuk mencari tahu. Ini membuat saya belajar dan semakin maju. "Besi menajamkan besi dan orang menajamkan sesamanya". Kemudian, saat mendapat banyak feedback dari pengguna, yang awalnya membuat sedikit kesal (kadang banyak juga haha), akhirnya saya sadar atau lebih tepatnya "disadarkan" bahwa sebuah aplikasi memerlukan banyak feedback supaya menjadi produk yang "client-centric". Juga, "pair programming" dengan rekan SABDA lain, saya menikmati keindahan persekutuan dalam satu tim saat bekerja bersama-sama. Saya merasakan sukacita dan merasa diberkati dalam mengerjakan aplikasi ini.
6. I: Sebagai penutup, apa harapan Anda ke depannya sehubungan dengan pergerakan pelayanan IT 4 GOD?
J: Harapan saya, sebagai anak-anak Tuhan yang menggumuli pelayanan di bidang IT, boleh lebih terbuka untuk bekerja sama dan berkolaborasi. Saya mengimbau agar kita meninggalkan semangat "single fighter" dan harus berpandangan bahwa bekerja bersama-sama lebih baik daripada sendirian. Saya berharap lebih banyak orang terlibat dan bergabung untuk mengembangkan Kerajaan Allah melalui pelayanan IT 4 God.