DAFTAR ISI
• App-✞alks: Digitalisasi, Pelayanan Masa Depan
• Temu Raya Penggiat Anak II: Memuridkan Anak di Era Digital
• App-✞alks: Tantangan Masa Depan Digital bagi Anak Tuhan
3. PELAYANAN / PROYEK / PROGRAM
• App-✞ech: Paskah lebih Bermakna dengan Media Digital
• Apakah Teknologi Membunuh Relasi?
EDITORIAL | ||||
Salam Sahabat Apps4God, Apakah teknologi akan membawa kebaikan? Orangtua dan pemerhati anak kadang was-was ketika melihat anaknya bermain gawai; dari luar tak terlihat perbedaan jika anak memakai gawainya dengan wajar saja atau kecanduan. Belum lagi ketika mereka mengalami perubahan perilaku yang cenderung menjadi individualistis dan hanya berkomunikasi lewat gawai. Fenomena teknologi yang dialami generasi digital native belum tentu dipahami oleh orangtua atau pembimbingnya, yang kurang melek teknologi. Bagaimana kita mempersiapkan diri di zaman digital ini? Siapakah sebenarnya yang harus dibina? Jawabannya, orangtua dan anak-anaknya bersama-sama harus dibina. Orangtua harus siap belajar dari generasi muda tentang teknologi dan membagikan hikmat bagaimana menggunakannya. Sebaliknya, generasi muda perlu dibina agar tidak secara buta memakai teknologi, tetapi menggunakannya dengan bijaksana. Bagaimana memulainya? APPPS LIVE edisi 12 akan menemani para Sahabat memikirkan isu-isu penting ini. Redaksi meliput program pendidikan komputer untuk anak, acara pemuridan di era digital, kaitan teknologi dan relasi antarmanusia, dan menyambut Paskah dengan media digital. Selamat menyimak. In Christ,
|
REPORTASE |
App-✞alks: Digitalisasi, Pelayanan Masa Depan Teknologi semakin diyakini sebagai poros perkembangan masyarakat. Pada tanggal 30 Januari 2016, pada pidato tahunannya, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mendorong digalakkannya program pendidikan komputer untuk semua kalangan (Computer Science for All) demi membangun masa depan. Beliau melihat bahwa pendidikan komputer harus merambah ke seluruh jenjang pendidikan, baik dari TK sampai SMU. Dasar pendidikan komputer ini adalah persiapan untuk generasi muda berjaya pada zaman digital, di mana kemampuan komputer (coding) akan menjadi roda perputaran dunia pada masa depan yang serba teknologi. "Saya tidak ingin berbicara hanya tentang tahun depan. Saya ingin fokus pada lima tahun ke depan, sepuluh tahun, dan seterusnya.
'Saya ingin fokus pada masa depan kita.' Kita hidup dalam suatu masa yang penuh dengan perubahan yang luar biasa -- perubahan yang membentuk ulang cara kita hidup, cara kita bekerja, planet kita, dan tempat kita di dunia ini. Perubahan itu adalah perubahan yang menjanjikan .... ... Perubahan itu adalah perubahan yang mampu memperluas kesempatan atau memperlebar ketidakadilan. Dan, suka atau tidak, irama perubahan ini hanya akan bertambah cepat." (Barack Obama, Presiden Amerika Serikat) Digitalisasi adalah sasaran pergerakan dan perubahan zaman. Sudahkah kita, gereja dan orang Kristen, menyadari dan berpartisipasi di dalamnya? Apakah kita telah memberi dampak di dunia digital/maya? Sudahkah Kristus berjaya di dunia maya? Akibat dari tidak menyadari pentingnya hal ini, orang Kristen bukan saja telah dicap sebagai kelompok orang "gaptek" (gagap teknologi), tetapi juga semakin ketinggalan dan kehilangan kesempatan untuk melayani generasi masa depan penerus gereja Tuhan. Tantangan pelayanan untuk masa depan ini harus kita gumulkan bersama-sama sekarang! App-✞alks: Temu Raya Penggiat Anak II: Memuridkan Anak di Era Digital Pada tanggal 10 -- 12 Maret 2016, Jaringan Pelayan Anak (JPA) akan mengadakan Temu Raya Penggiat Anak (TERAPAN) II di Jakarta. Tema yang diusung dalam TERAPAN kali ini adalah Bergerak Bersama Memuridkan Anak Bangsa di Era Digital. Tema ini sangat relevan dengan kebutuhan zaman ini. Teknologi memberi pengaruh pada berbagai generasi, terutama pada anak-anak. Ketika mereka lahir, mata mereka tak hanya melihat pemandangan alam nyata, tetapi juga pemandangan alam maya lewat berbagai gawai. Mereka juga tidak hanya bermain bola dengan teman-teman di lapangan, tetapi juga bermain "pertandingan bola" di game HP. Mereka menghadapi dunia yang berbeda dari generasi sebelumnya. Bagaimana kita sebagai orangtua, guru, pembimbing, dan pemerhati anak membimbing mereka menjadi manusia berkarakter dan cinta Tuhan di era digital ini? TERAPAN mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk melayani anak dengan konteks zaman ini, baik berupa metode pengajaran, pembinaan, dan pemahaman. Para narasumber berasal dari berbagai latar belakang: guru sekolah minggu (GSM), penulis, pendeta, pustakawan, dan masih banyak lagi. Mari belajar bersama menjadi garam dan terang bagi generasi muda zaman ini. Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, silakan simak brosur dan situs Jaringan Pelayanan Anak. |
KOMUNITAS |
App-✞alks: Tantangan Masa Depan Digital bagi Anak Tuhan Mengetahui bahwa masyarakat di masa depan akan semakin diwarnai oleh barang digital, apa yang harus kita persiapkan untuk siap menghadapinya? Apakah kita acuh tak acuh atau memikirkan apakah dampaknya bagi kehidupan kita, keluarga dan masyarakat, terutama gereja? Pemerintah menanggapi zaman digital ini dengan menggalakkan pendidikan TI. Bagaimana kita sebagai orang percaya menanggapi perubahan zaman ini? Berikut pendapat dari para Sahabat Apps4God. "Batasan IT mesti jelas, jika tidak IT akan lebih banyak merusak daripada membantu, karena di dunia maya banyak hal-hal negatif yg beredar, anak-anak belum bisa memfilter mana yg baik dan mana yang buruk."
(Endro Gustanto, Pebisnis) "Anak sekarang merupakan generasi 'digital' - generasi 'net' perlu diajarkan/digalakkan pelajaran-pelajaran dg menggunakan komputer. Sudah tidak jaman lagi dengan papan tulis kapur... Ajarkan mereka untuk membuat suatu program (Software) baik program edukasi, games, dll.. Juga ajarkan mereka utk dapat menguasai hardware - teknisi/mainetenance perangkat komputer/printer/LCD dan sejenisnya."
(Feronica Se, Guru PAUD) "Kemajuan informatika memang sudah tidak bisa dibendung lagi. Semoga (pendidikan TI) ini berdampak baik buat anak-anak. Tinggal caranya mengajarkan bagaimana. Maksud saya, cara menanamkan tujuannya harus tujuan yang mulia. Untuk kebaikan umat manusia."
(Neti Estin, Konselor) "Menurut saya teknologi sangat erat kaitannya dengan kaum muda, apa lagi pemuda sekarang, gadjet dan perangkat digital sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting dan terkadang membuat kita lupa akan segalanya oleh karena itu perlu ada bimbingan supaya penggunaan teknologi itu lebih terarah dan tidak justru merugikan. Terlebih untuk kemuliaan Tuhan."
(Andika Rian Saputra, Guru Sekolah Minggu) Dari pendapat para Sahabat di atas, Tim Apps4God memberi kesimpulan bahwa tidak cuma anak-anak yang harus belajar, tetapi orangtua atau pemerhati anak juga perlu mengerti teknologi. Mungkin tidak bisa mengerti dari segi hard skills, tetapi bisa meningkatkan diri dalam soft skills, terutama dalam kerohanian dan karakter. Jika kita bisa membimbing iman mereka dalam konteks zaman digital, bukan saja mereka bisa bijak memakai, tetapi mampu menghasilkan sesuatu yang memuliakan nama Tuhan. Tanggapan berikut dari Ibu Feronica adalah jawaban yang tak pernah lekang oleh zaman: Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan
(Amsal 1:7) |
PELAYANAN / PROYEK / PROGRAM |
App-✞ech: Paskah lebih Bermakna dengan Media Digital Paskah adalah momen paling signifikan bagi orang Kristen. Peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus adalah dasar dari Injil dan iman kepercayaan kita. Sudah seharusnya gereja, persekutuan, maupun pribadi melihat peristiwa Paskah dan merayakannya dengan penuh makna. Untuk alasan itulah, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) berkomitmen untuk menyediakan portal khusus Paskah melalui situs, untuk menyajikan bahan-bahan biblika yang berhubungan dengan Paskah, dan media sosial untuk menjadi sarana berbagi. Situs Paskah menyediakan berbagai bahan, contohnya drama untuk pelayanan sekolah minggu, khotbah untuk persekutuan, artikel untuk pemahaman pribadi, dll.. Situs ini juga terintegrasi dengan situs Paskah.co yang memiliki banyak informasi seputar Paskah yang tersusun sistematis layaknya ensiklopedia. Semakin Anda berselancar, Anda akan menemukan pembahasan Paskah dalam berbagai format, termasuk format multimedia, contohnya gambar, khotbah audio, lagu, video, komik dll.. Selain mendapatkan bahan-bahan Paskah, Anda juga dapat berkomunitas dengan pengguna lain di Facebook Paskah. Anda akan memiliki kesempatan luas untuk bertemu dengan saudara-saudara seiman lain yang juga rindu mengetahui, menghayati, dan merayakan Paskah dengan penuh makna. Silakan bergabung dan berbagi berkat dalam menghayati Paskah seperti saudara-saudara kita ini. "Shaloom ... makasih untuk bahan yang sangat menginspirasi ini. Tuhan Yesus pasti memberkati pekerjaan kita sekalian untuk menjangkau jiwa anak secara kreatif ...."
(Paulina Hamadi, dari bahan Perayaan dan Aktivitas Paskah: Tuhan Hidup Selamanya) "Dengan adanya situs ini, membantu kami dalam pelayanan Paskah tahun ini yang jauh dari toko buku Kristen. Terima kasih. JBU"
(Kristina Susmorowati, dari bahan Dia Hidup) "Meskipun saya bukan orang Kristen, ... tapi saya banyak tahu tentang Paskah, ... buat semua warga jemaat, ... met paskah, ...."
(Mank Ucix'Chrysanthee Saranghee Oppa, dari bahan Tahukah Anda) |
ARTIKEL+ |
Apakah Teknologi Membunuh Relasi? "Ini adalah tantangan bagi banyak orang sekarang: Satu-satunya cara yang kita tahu untuk berelasi satu sama lain adalah melalui teknologi. Orang mulai takut dan menghindari komunikasi yang tidak disaring lebih dahulu karena kita sudah menyaring segala sesuatu yang kita tampilkan." (Craig Groeschel, Pendeta Senior Gereja Daring LifeChurch.tv) Generasi menunduk. Generasi menunduk merujuk pada para pengguna teknologi yang lebih banyak memfokuskan pandangan mereka ke arah layar gadget di tangan ketimbang peduli dengan apa yang ada di lingkungan sekitar mereka. Saking parahnya, sebagian dari mereka bisa melakukan ini di mana pun mereka berada, bahkan ketika mereka duduk dan berkumpul bersama teman atau keluarga. Akibatnya, relasi menjadi terdegradasi karena masing-masing sibuk dengan gadgetnya sendiri-sendiri meskipun secara fisik mereka berdekatan; minim komunikasi, minim perhatian, dan minim kepekaan. Generasi menunduk menjadi gambaran bagaimana teknologi, di samping manfaatnya yang begitu besar, menimbulkan ekses yang kurang baik pada hubungan antarsesama. Benar bahwa teknologi bisa mempertemukan seseorang dengan kawan-kawan lama dan relasi yang jauh sehingga memungkinkan sebuah komunikasi terjalin. Namun, teknologi juga harus dimanfaatkan dan ditempatkan secara proporsional untuk menghindari efek negatifnya. Hal ini barangkali semakin relevan dalam konteks media sosial di mana komunikasi semakin mudah dilakukan, tetapi terbatas hanya pada teks dan gambar tanpa melibatkan kontak mata, ekspresi wajah, bahasa tubuh, terutama tanpa ikatan emosional. Tanpa ikatan emosional berarti tidak ada kedekatan. Selain itu, dikatakan mereka yang menjadi pecandu media sosial menjadi pribadi yang individualis dan penyendiri, tetapi selalu menuntut perhatian. Benarkah teknologi mampu merusak relasi antarsesama sekaligus pribadi penggunanya sendiri? Lalu, bagaimana orang percaya harus menyikapi fenomena tersebut? Untuk dapat memahami lebih jauh, silakan menyimak artikel di Apps4God berikut ini. |
- 0 views