Pada Sabtu, 6 April 2019, pukul 09.00 WIB, Mimbar Reformed Injili Indonesia (MRII) Solo memanfaatkan teknologi live relay untuk menggelar acara menonton bersama seminar Pemilu dan Masa Depan Indonesia. Acara ini disiarkan langsung dari Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) Jakarta. Dalam pembukaan seminar, Pdt. Dr. Stephen Tong menjelaskan bahwa acara ini digelar untuk memberikan edukasi politik kepada jemaat GRII agar memahami dinamika politik sekarang ini melalui sudut pandang Kristus, rasul-rasul, dan bapa-bapa gereja yang saling berkesinambungan untuk membawa mandat budaya dalam berpolitik, menjunjung demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam membangun negara dan bangsa sesuai dengan firman Tuhan.
Seminar politik ini dibagi menjadi beberapa fokus materi. Materi yang pertama disampaikan oleh Pdt. Dr. Benyamin Intan dengan fokus Kepemimpinan Nasional, Agama, dan Demokrasi. Beliau memberikan gambaran untuk memahami situasi politik yang sekarang marak terjadi, yaitu politisasi agama -- agama dipermainkan suatu kelompok atau golongan untuk kepentingan tertentu. Begitu juga sebaliknya, terjadi agamaisasi politik, yaitu sistem negara yang diobok-obok dan dipermainkan oleh agama untuk memenuhi agenda atau kepentingan tertentu. Hal tersebut mirip dengan yang terjadi pada masa John Calvin, salah satu bapa reformasi gereja. Pada masa itu, negara menguasai agama dan agama dipolitisasi oleh negara sehingga kehilangan suara kenabian. Martin Luther juga menyuarakan dengan keras agar politik harus segera keluar dari tubuh gereja. Pdt. Dr. Benyamin Intan mendorong peserta untuk menjadi pelaku-pelaku yang menyuarakan kebenaran dalam pemilu 17 April 2019 dengan berkontribusi memilih pemimpin yang layak bagi bangsa ini serta mendoakannya.
Materi yang kedua dibawakan oleh Pdt. Antonius U.N., yang menyoroti pemikiran John Calvin mengenai Pemerintahan dan Demokrasi. Pemerintah merupakan wakil Allah. Oleh karena itu, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memperjuangkan kebenaran kepada seluruh rakyat melalui penegakan hukum dan ekonomi, serta menjamin kebebasan rakyat sesuai undang-undang. Beliau juga memberikan edukasi kepada peserta untuk memilih calon pemimpin yang memiliki riwayat hidup yang baik.
Materi ketiga, Filsafat dan Teologi, disampaikan oleh Pdt. Ivan Kristianto, yang menyoroti pemikiran Agustinus mengenai topik tersebut. Beliau menjelaskan bahwa negara harus memperjuangkan common good atau kebaikan bersama seluruh rakyatnya, seperti: memperjuangkan kedamaian, penegakan hukum, dan kesejahteraan seluruh warga negara untuk menjadi bangsa yang baik. Pada masa Agustinus, gereja turut berperan dalam mendukung misi tersebut. Maka dari itu, setiap orang percaya adalah tubuh gereja yang harus memperjuangkan common good dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Materi yang terakhir disampaikan oleh Pdt. Jimmy Pardede, dan berfokus pada topik Demokrasi. Sebagai orang Kristen, kita wajib turut berperan dalam demokrasi, khususnya dalam pemilu 2019 ini. Beliau menuturkan bahwa setiap orang percaya bertanggung jawab kepada Tuhan untuk membawa keadilan yang lebih baik di negara ini.