Akhir pekan lalu saya menyajikan sebuah seminar di akhir pekan gereja saya, dengan topik 'Menggunakan teknologi dalam Kehidupan Kekristenan Anda'. Saya merapikan catatan-catatan ini untuk dimasukkan dalam postingan mendatang. Sementara itu, saya ingin mengeksplorasi bahaya teknologi. Jelas, saya seorang pecinta berat teknologi, tetapi itu memiliki bahayanya sendiri. Kita perlu menyadari hal-hal ini untuk memastikan agar kita tidak menjadi korban, dan sebagai gantinya menggunakan teknologi demi kemuliaan Allah. Berikut adalah lima bahaya yang dibahas di dalam seminar, atau apa yang saya sudah pikirkan. Apa yang akan Anda tambahkan ke dalam daftar ini?
- Pengasingan. Seseorang bercerita bahwa mereka telah dikeluarkan dari kegiatan sosial karena mereka tidak memiliki akun Facebook. Itu hal yang sangat tidak baik. Jika kurangnya akses kepada teknologi mengucilkan orang dari masyarakat, itu merupakan lonceng peringatan. Setidaknya, harus terdapat lebih dari satu cara bagi orang untuk mengakses informasi - membatasi komunikasi dalam suatu kondisi hanya pada satu saluran (misalnya Facebook) adalah eksklusif karena mengasumsikan bahwa orang akan: a.) memiliki akses terhadap teknologi (misalnya Facebook), dan b.) ingin menggunakannya. Kita tidak harus mengasumsikan demikian.
- Kecanduan. Contoh yang terjadi dari pasangan Korea Selatan yang membuat anak mereka mati kelaparan karena merawat seorang anak virtual merupakan sebuah hal yang sangat ekstrim. Namun, kebutuhan untuk terkoneksi, untuk mengetahui apa yang terjadi, untuk membaca update, untuk berbagi update adalah sebuah fenomena modern dan tidak membantu, yang memiliki Pusat Kecanduan Internet. Kalau saja kita merasakan keinginan yang sama untuk membaca firman Allah dan berupaya menjalin relasi dengan-Nya. Pada catatan hati yang lebih ringan dengan nada yang lebih riang, bertanya-tanyalah apakah Anda kecanduan pada Twitter? Cobalah kuiz yang menyenangkan ini. Rupanya, saya memiliki kecanduan twitter sebesar 45%. Itu merupakan perbedaan yang tipis antara keterlibatan dengan kecanduan. Postingan lain yang akan saya rekomendasikan antara lain: ‘Addicted to tweets‘ ('Kecanduan tweet'), ‘Excessive internet use linked to depression‘,('Penggunaan Internet yang Berlebihan Terkait dengan Depresi'), dan ‘Enabled or enslaved by technology?‘ ('Dimampukan atau Diperbudak oleh teknologi?')
- Kemalasan. Beberapa hal lebih baik baik dikomunikasi secara tatap muka, atau setidaknya melalui telepon. Teknologi memungkinkan kita untuk menjadi malas, dan kemalasan tidak pernah menjadi hal yang baik. Misalnya, mengirimkan pesan teks kepada pemimpin Pemahaman Alkitab Anda untuk memberitahukan mereka bahwa Anda tidak akan datang malam ini. Itu adalah suatu kemalasan - jika Anda tidak akan berada di sanadatang, adalah lebih sopan untuk mengangkat telepon dan meminta maaf sambil menjelaskan. Memang lebih mudah untuk mengirim pesan teks, tetapi demi kepentingan pemimpin yang telah menghabiskan waktunya selama berjam-jam untuk menyiapkan bahan dan yang telah bertanggung jawab untuk memperhatikan Anda, itu bukanlah pilihan yang baik.
- Potensi untuk berbuat dosa. Saya tidak yakin jika peluang kita untuk berbuat dosa telah meningkat bersama dengan teknologi, atau jika kita lebih banyak menggunakannya. Namun, ambil saja contoh Facebook - yang dapat mendorong rasa cemburu dan iri (saya berharap saya memiliki apa yang dia punya), kebanggaan (update status posting mempromosikan diri kita sendiri), nafsu (melihat foto-foto yang tidak senonoh), gosip (berbagi berita di Facebook, atau yang kita dengar melalui Facebook) tentang orang lain. Dan masih panjang lagi daftarnya. Tentu, Facebook tidak menciptakan kecemburuan, iri hati, kesombongan, nafsu dan gosip - tetapi jelas membuat kita menjadi lebih mudah untuk jatuh ke dalam dosa-dosa ini!
- Membuang-buang waktu. Nielsen baru-baru ini mengungkapkan seberapa besar waktu yang dihabiskan di Facebook, dan bagaimana hal tersebut semakin meningkat. Dalam situs ini, saya memberitahukan bagaimana orang Australia menghabiskan 29% dari semua waktunya secara daring di Facebook. Saya tahu, saya tampaknya memojokkan Facebook - bukan begitu. Facebook hanya memberikan banyak contoh yang baik! Teknologi bisa membuat kita lebih efisien dan produktif, tetapi juga dapat hanya mendukung kita untuk membuang-buang waktu. Dan, kita membuangwaktu dengan sangat banyak. Ketika Sang Tuan kembali, saya ingin menjadi sibuk melakukan kepentingan-Nya, bukan menyia-nyiakannya di Facebook.
Apa yang akan Anda tambahkan ke daftar ini?(t/N. Risanti)
Diambil dari:
Nama situs: Communicate Jesus
Alamat URL: http://www.communicatejesus.com/5-dangers-of-using-technology-in-the-christian-life/
Penulis: Steven Kryger