Orangtua pada masa kini bertumbuh dalam budaya yang sama sekali berbeda dari budaya anak-anak mereka. Teknologi telah secara radikal mengubah cara kita hidup.
Setiap anak yang masih tinggal bersama orangtua mereka adalah salah satu digital native (generasi digital - Red.) yang tidak memiliki konsep kehidupan pra-internet atau zaman sebelum semua orang aktif di media sosial. Generasi milenium dan setelahnya hanya tahu bagaimana rasanya dikelilingi oleh dunia yang sangat terhubung melalui koneksi internet, yang penuh dengan aktivitas membagi foto selfie, topik yang sedang tren di Twitter, dan teman-teman di Facebook.
Menurut Pew Research, 92 persen dari anak usia 13 hingga 17 tahun memiliki aktivitas daring setiap hari. Hampir 3 dari 4 orang (73 persen) memiliki ponsel pintar sendiri dan 88 persen setidaknya memiliki satu ponsel pintar. Dengan mudahnya akses pada internet, 89 persen remaja dilaporkan menggunakan setidaknya satu situs media sosial atau aplikasi, dan 71 persen mengatakan mereka menggunakan dua atau lebih.
Namun, semua pengalaman di dunia itu tidak secara otomatis membuat seseorang mampu menggunakannya secara bijak. Ambil contoh berita heboh ancaman bom di penerbangan yang di-tweet oleh seorang remaja tahun lalu, yang mengakibatkan satu orang ditangkap.
Ini menggambarkan perbedaan antara pengetahuan dan kebijaksanaan. Remaja (dan banyak orang lainnya) memiliki pengetahuan yang luas tentang media sosial, tetapi sering kurang bijaksana ketika menggunakannya.
Menyadari hal tersebut, berikut adalah enam cara orangtua dapat membantu anak-anak mereka agar pengetahuan media sosial mereka terbentuk sampai mereka sendiri menjadi bijaksana.
1. Mulai di usia yang tepat.
Setiap anak adalah berbeda, tidak ada usia yang tepat untuk mulai menggunakan media sosial. Anda mengenal anak Anda lebih baik daripada orang lain. Anda yang paling tahu kapan mereka siap memasuki dunia media sosial. Ingat, menunggu tidak akan merugikan siapa pun, bahkan ketika "semua orang" sudah aktif di media sosial.
2. Teliti semua aplikasi.
Sebuah aplikasi media sosial dirilis setiap minggu. Hal ini mungkin terlihat menakutkan, tetapi sebelum Anda mengizinkan anak-anak Anda untuk mulai menggunakan media sosial, Anda harus tahu aplikasi populer seperti Facebook, Twitter, Instagram, Snapchat, dan Vine.
Lebih dari itu, orang tua perlu mengetahui aplikasi baru seperti Kik, Whisper, Yik Yak, Periscope, dan YouNow. Anda tidak perlu menguasai semuanya, ketahui saja apa fungsi aplikasi itu dan apa fitur-fiturnya.
3. Batasi jumlah platform.
Meskipun Anda harus tahu apa saja aplikasi-aplikasi yang populer, anak-anak Anda tidak perlu memiliki semua aplikasi tersebut di ponsel mereka. Biarkan mereka menghabiskan waktu pada satu aplikasi dan menunjukkan bahwa dirinya bisa dipercaya sebelum menambah aplikasi lainnya.
Dan, sebelum mereka mulai menggunakan platform baru, pastikan Anda mengetahui platform itu dengan baik. Pelajari luar dan dalamnya dan putuskan apakah itu tepat untuk anak Anda. Jika mereka tidak siap untuk satu platform, tunggu sampai mereka siap sebelum Anda memberi mereka izin.
4. Beri tahu mereka perangkapnya.
Ini bukan soal menakut-menakuti anak Anda; ini tentang mengajar kebijaksanaan kepada anak-anak Anda dalam segala hal. Mereka perlu tahu ada risiko ketika mereka menggunakan media sosial. Bicaralah dengan mereka tentang hal itu.
Apa yang mereka tulis sebagai remaja akan tetap ada di sana ketika mereka mencari pekerjaan di usia 20-an tahun, dan pada usia 30-an setelah memiliki keluarga. Tidak peduli secanggih apa aplikasi tersebut, selalu ada cara bagi seseorang untuk melihat atau mengambil apa yang seharusnya sudah terhapus.
5. Tahu semua kata sandi.
Untuk setiap situs jejaring sosial yang mereka ikuti, Anda harus mengetahui kata sandi apa yang mereka pakai. Hal ini bukan berarti Anda memeriksanya setiap hari, itu hanya berarti bahwa Anda dapat memeriksanya jika diperlukan.
Ini seperti menggunakan sepeda latih untuk membantu mereka belajar naik sepeda sungguhan, Anda menyediakan jaring pengaman di saat mereka belajar untuk menavigasi sesuatu yang sama sekali baru. Berikan koreksi dan dorongan yang diperlukan.
6. Tunjukkan kemurahan hati.
Pikirkan kembali ke masa-masa Anda sebagai seorang siswa SMP atau SMA. Hal apa yang akan Anda tulis di media sosial andaikan saat itu media sosial sudah ada? Mudah-mudahan, itu dapat memberi Anda perspektif yang lebih baik ketika Anda melihat remaja Anda mencoba menavigasi media sosial saat ini.
Mereka tidak sempurna di dunia nyata sehingga sadarilah bahwa mereka tidak akan sempurna juga di dunia maya. Ketika mereka tersandung -- dan mereka akan tersandung -- gunakan saat-saat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan bertumbuh. Ingat, Anda mencoba untuk mendisiplinkan mereka, bukan hanya menghukum.
Masa remaja selalu penuh gejolak dan menambahkan media sosial ke dalam kehidupan yang dinamis tidak membuat segalanya lebih mudah, tetapi Anda dan anak-anak Anda tidak boleh sekadar menerimanya, jadilah berkembang di dalamnya. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: Facts and Trends
Alamat URL: http://factsandtrends.net/2015/05/29/6-ways-to-help-your-kids-survive-social-media/
Judul artikel: 6 Ways to Help Your Kids Survive Social Media
Penulis artikel: Aaron Earls
Tanggal akses: 2 Februari 2016