Oleh: Ody
Dalam Fokus PA21 edisi lalu, kita sudah melihat sejarah, visi, dan misi pelayanan Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Dalam edisi ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai visi IT4GOD.
Mengapa Yayasan Lembaga SABDA tertarik/terbeban melayani dalam bidang teknologi? Berikut ini uraian singkat tentang poin-poin penting yang melatarbelakangi visi IT4GOD yang dimiliki YLSA.
Kehadiran teknologi mengubah dunia dan cara pandang manusia. Di satu sisi, teknologi membawa banyak manfaat, baik dalam bidang industri, kesehatan, pendidikan, komunikasi, dan banyak bidang lainnya. Namun, di sisi lain, teknologi juga berpotensi menimbulkan dampak negatif, entah dalam bidang sosial, budaya, ataupun bidang-bidang lain. Menimbang kedua hal itu, lantas bagaimana seharusnya orang Kristen menyikapi teknologi?
Apa Hubungan Teknologi dan Tuhan?
Untuk menentukan posisi yang tepat bagi teknologi dalam kehidupan kekristenan kita, terlebih dahulu kita harus memahami apa hubungan antara teknologi dan Tuhan. Ada beberapa pandangan tentang hubungan ini:
IT / GOD (baca: IT or God -- Teknologi atau Tuhan)
Pandangan semacam ini menganggap bahwa urusan teknologi tidak ada sangkut pautnya dengan Tuhan, dan begitu pula sebaliknya. Orang yang memegang pandangan seperti ini menempatkan dirinya dalam dualisme kehidupan sekuler dan kehidupan rohani. Ini jelas tidak alkitabiah karena firman Tuhan mengajarkan kita: "Jadi, entah kamu makan atau minum, atau apa saja yang kamu lakukan, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah" (1 Korintus 10:31, AYT).
IT > GOD (baca: IT is greater than God -- Teknologi lebih besar dari Tuhan)
Orang yang berpandangan seperti ini biasanya adalah orang yang hanya mengandalkan teknologi dalam segala aspek kehidupan mereka. Dalam masalah apa pun yang mereka hadapi, bukannya datang kepada Tuhan untuk mencari hikmat dan pertolongan Tuhan dalam menghadapinya, mereka justru mencari solusi lewat internet. Mereka tidak lagi merasa perlu Tuhan karena teknologi bisa menjawab apa pun kebutuhan/pertanyaan mereka secara instan. Namun, jika teknologi adalah ciptaan manusia yang sendirinya adalah ciptaan juga, mungkinkah teknologi lebih besar daripada Tuhan yang adalah Sang Pencipta?
IT = GOD (baca: IT is equal to God atau IT is God -- Teknologi setara dengan Tuhan, bahkan teknologi adalah Tuhan)
Berlawanan dengan pandangan sebelumnya, orang yang berpandangan seperti ini menganggap bahwa teknologi setara dengan Tuhan, bahkan teknologi menjadi tuhannya. Dengan kata lain, dia menjadikan teknologi sebagai berhalanya. Kemajuan teknologi menjadi obsesi hidupnya sehingga hidupnya dikendalikan oleh setiap teknologi yang dia gunakan. Apakah pandangan seperti ini sesuai dengan kebenaran firman Tuhan? Tentu tidak.
Jadi, bagaimanakah seharusnya hubungan yang tepat antara teknologi dan Tuhan? Inilah jawabannya:
IT 4 GOD (baca: IT for God -- Teknologi untuk Tuhan)
Teknologi berasal dari Tuhan dan harus digunakan untuk kemuliaan Tuhan. Kebenaran firman Tuhan yang mendasari prinsip ini terdapat dalam Kolose 1:16, "Sebab, oleh Dia, segala sesuatu yang ada di surga dan di bumi diciptakan, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik takhta, kekuasaan, pemerintah, maupun penguasa. Segala sesuatu telah diciptakan melalui Dia dan untuk Dia." Teknologi juga tercakup dalam frasa "segala sesuatu" yang dijadikan oleh, melalui, dan untuk Tuhan.
Bagaimana Kita Bisa Bijak Menggunakan Teknologi?
Dalam Amsal 1:7, firman Tuhan mengajarkan kepada kita, "Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan." Sikap takut akan Tuhan akan menghasilkan pengetahuan yang benar sehingga kita dapat menggunakan pengetahuan tersebut dengan bijak untuk mengabdi kepada Tuhan.
Terkait dengan apakah orang Kristen boleh memanfaatkan teknologi, Rasul Paulus juga menjelaskan bahwa apa yang tidak melawan hukum-hukum Tuhan adalah sesuatu yang diizinkan, tetapi apa yang melawan hukum Tuhan akan memperbudak manusia dalam dosa (lih. 1 Korintus 6:12). Karena itu, orang Kristen harus dapat menguasai teknologi, bukan dikuasai oleh teknologi. Teknologi itu hamba yang baik, tetapi tuan yang kejam!
Ditambah lagi, teknologi tidak hanya boleh, tetapi juga harus digunakan untuk memenuhi hukum Tuhan (lih. Matius 22:37-40). Komunikasi dan konten-konten digital yang kita kerjakan dan bagikan harus bisa memberkati dan menjadi teladan yang positif bagi sesama kita.