Kita telah melewati Zaman Informasi, dan saat ini berada dalam sebuah masa yang oleh sejarah dicatat sebagai suatu jumlah yang sangat besar dari berbagai zaman yang berbeda. Salah satunya, menurut saya, adalah Zaman Komunikasi Personal. Kita tidak lagi ingin duduk dan mendengar sebagai sebuah kelompok, tetapi kita mau dilibatkan dalam percakapan. Inilah sebabnya mengapa komentar menjadi begitu penting dalam sebuah blog, video di YouTube, unggahan di Facebook, dll.. Akan tetapi, sekarang, saat struktur komunikasi berubah menjadi sangat berbeda, bagaimana kita bertahan?
Pada bulan Januari 1989 saya memulai Christian Computing Magazine. Saat itu, komputer adalah alat yang digunakan untuk menyimpan dan mencari informasi, tetapi bukan alat komunikasi. Banyak yang sudah berubah sejak tahun 1989. Dahulu, garis bawah pada grafik menunjukkan pilihan-pilihan yang kita miliki dalam membagikan atau mendapatkan informasi, atau menyampaikan sebuah ide.
Sebagaimana akan Anda lihat, sebagian besar dari metode komunikasi ini adalah “massa/banyak” dan kesempatan komunikasi personal satu-satu adalah sedikit, seperti panggilan telepon atau menulis surat.
Akan tetapi, sekarang, pada tahun 2014 (artikel ini ditulis pada tahun 2014 - Red.), cara berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain sangatlah beragam! Dan, karena tidak ada standar yang riil, kesempatan bagi orang atau organisasi untuk berkomunikasi melalui sebuah metode atau saluran khusus dijamin akan melewatkan banyak orang yang sedang menggunakan sumber lain untuk koneksi dan komunikasi.
Grafik menggambarkan alat komunikasi dan sumber informasi yang tersedia pada tahun 2014 lebih dari lengkap. Ada ratusan situs dan layanan berbeda yang mirip dengan Facebook. Sebagian besar dari yang ada pada grafik merupakan sumber komunikasi personal, yang memungkinkan orang-orang untuk berbicara ke sebuah daftar yang terdiri atas beberapa nama, sebuah perkumpulan, sekelompok orang, tetapi sebagian besar BUKANLAH komunikasi massa. Mereka dirancang agar Anda bisa berkomunikasi dengan kelompok kecil atau orang tertentu karena itulah cara yang diharapkan orang-orang dalam berkomunikasi pada zaman ini.
Jadi, apa artinya hal ini bagi gereja hari ini? Itu berarti bahwa cara kita bertindak pada masa lalu mungkin tidak bisa berhasil pada masa kini. Dahulu, kita mencetak para pemimpin yang terpelajar yang ahli dalam teologi dan Alkitab dan mereka berdiri dalam sebuah ruangan dengan semua kursi menghadap ke depan. Lalu, pemimpin kita pun menyampaikan kata-kata yang bijaksana kepada mereka yang berkumpul. Kita tidak memberikan kesempatan kepada mereka untuk memberikan komentar, pertanyaan, atau keberatan. Ketika kita selesai dengan ceramah kita, kita meminta orang-orang untuk berdiri dengan tenang dan meninggalkan ruangan. Ini bukanlah cara yang orang-orang harapkan untuk berkomunikasi atau menerima informasi pada hari ini. Inilah sebabnya mengapa gereja kita kosong, dan banyak gereja yang penuh mengisi bangku-bangku gereja mereka dengan para anggota yang datang dari gereja lain yang akan tutup. Kita gagal dalam upaya kita untuk menjangkau masyarakat dan bangsa kita dengan Injil.
Media sosial benar-benar merupakan cara yang hebat untuk memperluas pelayanan dan berita kita, tetapi itu harus dilakukan oleh anggota gereja kita , dan bukan oleh para pemimpin yang terpelajar, karena cara kerja media sosial bukan seperti itu. Kita perlu memperlengkapi anggota kita untuk menyaksikan iman mereka melalui salah satu atau semua alat komunikasi personal yang kita miliki hari ini. Kita perlu membuka komunikasi dan berita kita melalui jemaat kita bukan hanya “pada” jemaat kita. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | MinistryTech |
Alamat situs | : | https://ministrytech.com/social-media/christian-leadership-must-trust-their-congregations-to-take-the-gospel-to-their-communities/ |
Judul asli artikel | : | Christian Leadership Must Trust Their Congregations to Take the Gospel to Their Communities! |
Penulis artikel | : | Steve Hewitt |
Tanggal akses | : | 12 Maret 2018 |