Pasca-COVID-19: Apakah Kantong Kolekte Gereja Ketinggalan Zaman?
Pada awal masa penguncian (lockdown) gereja akibat pandemi, saya melihat unggahan media sosial bernada putus asa dari seorang pendeta lokal. "Saya akan berada di depan gereja dengan sebuah keranjang mulai pukul 3-5 sore hari ini. Jika Anda ingin mampir dan mengantar cek persembahan, kami akan sangat berterima kasih." Pada saat itu, saya tahu bahwa gereja lokal belum akan berakhir. Jauh sebelum pandemi melanda, banyak gereja di Amerika telah beralih ke persembahan daring. Jadi, ketika penguncian dimulai, kurangnya kehadiran fisik berdampak kecil pada dana persembahan mereka. Dan, secara umum, bagi gereja-gereja yang tidak memiliki persembahan daring, semakin cepat mereka mengimplementasikan platform daring, semakin kuat mereka merespons terhadap krisis. Apa yang terjadi dengan kantong kolekte gereja?
Apakah Kantong Kolekte Gereja Ketinggalan Zaman?
Saat tengah syuting di Museum of the Bible minggu lalu, saya bertanya kepada Pendeta Jack Graham dari Gereja Prestonwood di Dallas tentang apakah ia akan terus menggunakan kantong kolekte selama kebaktian. Apa tanggapannya?
"Sama sekali tidak. Sebelum penguncian, kami mulai memindahkan kotak persembahan ke bagian belakang gereja atau menyediakan gerai aplikasi persembahan di lobi. Jadi, jika sekarang kami kembali pada kebaktian normal, kantong kolekte tradisional gereja akan kami simpan."
The Religion News Service baru-baru ini melaporkan:
Persembahan daring sudah hampir umum di antara gereja-gereja dalam beberapa tahun terakhir. Menurut National Congregations Study, pada tahun 2006, hanya sekitar 1 dari 4 gereja (27%) di AS yang menerima persembahan melalui kartu kredit atau transfer dana elektronik. Pada tahun 2018, 48% jemaat menyampaikan kepada NCS bahwa sudah melakukan persembahan elektronik. Gereja-gereja yang memiliki situs web lebih mungkin untuk menerima persembahan elektronik. Menurut NCS, 59% gereja dengan situs web menerima persembahan daring, dibandingkan dengan hanya 22% gereja yang tidak memiliki situs web. Beberapa gereja tanpa situs web menyatakan kepada NCS bahwa mereka masih dapat menerima persembahan elektronik melalui aplikasi, kartu kredit, atau sarana elektronik lainnya.
Studi 2020 COVID-19 Congregational dari Lake Institute on Faith & Giving menemukan bahwa hampir semua (94%) gereja dengan lebih dari 100 orang dapat memberikan persembahan daring. Sebaliknya, lebih dari setengah (54%) gereja dengan kurang dari 50 orang yang hadir mengatakan bahwa mereka tidak memiliki pilihan untuk memberi persembahan secara daring.
Saya cukup dewasa untuk mengingat saat ketika berbagai pelayanan besar menggunakan opsi untuk menerima persembahan melalui kartu kredit. Mereka dikritik habis-habisan saat itu. Namun sekarang, memberi dari kartu, aplikasi, atau situs daring, sudah menjadi kebiasaan. Dapatkah Anda membayangkan sebuah dunia di mana kantong kolekte gereja tidak lagi menjadi kebiasaan?
Dunia sudah berubah. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Church Leaders |
Alamat situs | : | https://churchleaders.com/administration/398423-church-collection-plate.html |
Judul asli artikel | : | Post COVID-19: Is the Church Collection Plate a Thing of the Past? |
Penulis artikel | : | Phil Cooke |