- 0 views
|
||||||
|
APPPS LIVE
Interaksi orang percaya dengan firman Tuhan terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Melalui 2 program MLC dalam SABDA Live berikut ini, kita akan melihat bagaimana orang percaya dapat melakukan cara-cara yang relevan untuk berinteraksi dan menggali kekayaan Alkitab dengan lebih baik. App-✞rain: BaDeNo: Interaksi dengan Alkitab ala Abad Ke-21 Kecepatan informasi dan teknologi menghadirkan tantangan dan distraksi bagi orang percaya yang ingin berinteraksi dengan firman Tuhan. Namun, pada sisi lain, teknologi yang semakin berkembang juga dapat digunakan untuk membantu setiap orang percaya terlibat lebih dalam dengan firman Tuhan. SABDA melahirkan Gerakan BaDeNo dengan harapan agar gerakan ini dapat menolong orang percaya masa kini untuk berinteraksi dengan firman Tuhan secara teratur, sistematis, dan dalam format multimedia. |
App-✞rain: BaDeNo: Revolusi Baca Alkitab Gerakan BaDeNo yang dipelopori SABDA ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada sebanyak mungkin orang percaya mengenai cara baca Alkitab gaya baru yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman. Harapannya, cara baru ini dapat mengakomodasi kebutuhan generasi zaman now untuk dapat berinteraksi dengan firman Tuhan. Hal inilah yang kemudian akan mendorong mereka untuk menjadikan firman Tuhan sebagai pedoman utama dalam hidupnya. |
Digital Ministry
Artikel: Teknologi dan Hilangnya Pribadi "Dapatkah esensi dari kepribadian diunggah ke komputer?" tanya seorang teolog. Pencapaian teknologi demi peningkatan hidup manusia begitu kaya dalam janjinya serta menunjuk ke masa depan luhur yang penuh dengan kesehatan dan kebahagiaan. Alat-alat penyunting gen baru, seperti CRISPR-Cas9, ditambah dengan kemajuan nanoteknologi dalam layanan kesehatan serta kemajuan ilmu saraf yang terus meningkat menaikkan harapan untuk menyembuhkan berbagai kecacatan ataupun penyakit yang hingga saat ini tidak dapat disembuhkan. Meminjam kalimat penuh antusias dari The Scientist tentang kemajuan teknologi dalam memulihkan daya penglihatan, "Para ilmuwan telah mencapai apa yang sebelumnya hanya dapat dilakukan oleh para pembuat mukjizat." Pastinya, tidak seorang pun akan menolak karunia untuk mengangkat penderitaan seandainya ilmu pengetahuan dapat membuat yang buta melihat dan yang lumpuh berjalan melalui rekayasa genetika, implantasi otak, ataupun prostetis robotik. Meski begitu, kita tidak boleh mengabaikan bahwa fokus kita yang semakin meningkat terhadap teknologi untuk mengangkat penderitaan manusia didukung oleh suatu pandangan dunia yang mengubah persepsi diri kita. Imersi kita dalam teknologi berbanding lurus dengan hilangnya pribadi kita. |