Pada tanggal 21 -- 23 Oktober 2016 tim SABDA mengikuti Hackhaton Code For the Kingdom di Jakarta. Bersyukur karena ini kali kedua SABDA mengikuti acara ini. Untuk saya pribadi, ini adalah kali pertama saya mengikutinya. Saya senang dan bersyukur diberi kesempatan untuk ikut. Tahun ini, ada 7 orang yang mewakili SABDA, yaitu saya, Bara, Hadi, Benny, Teddy, Jaya, dan Ibu Yulia. Acara ini dihadiri lebih dari 100 orang dari berbagai kota, Surabaya, Jakarta, Bandung, Solo, Makassar, dan Papua. Acara ini dibuka dengan puji-pujian untuk Tuhan dan kata sambutan oleh Pak Andy Zain, Ketua Panitia, pada pkl. 19.00, 21 Oktober 2016. Pak Andy terlihat sangat antusias ketika membuka acara yang diadakan 1 tahun sekali ini.
Saat tiba waktunya untuk mempresentasikan project, para partner C4TK diberi waktu 5 menit untuk menyampaikan key project mereka. SABDA sendiri merupakan salah satu partner dari acara ini. Kami membawa tiga project untuk dikerjakan di sana. Project yang dijadikan sebagai "key project" adalah "Today with God". Konsep dari project ini adalah setiap orang dapat menggunakan gadgetnya untuk pertumbuhan rohaninya. Setiap hari, mereka bisa berelasi dengan Tuhan melalui apps ini karena semua bahan seperti renungan, pokok doa, dll. akan tersedia dalam satu apps. Project ini dipresentasikan oleh Ibu Yulia. Partner lainnya adalah yesHEis, mereka memberi project "Rumah Curhat" dan "Church Directory".
Setelah itu, dibuka kesempatan bagi peserta yang mempunyai project untuk pitching (menyampaikan ide project mereka) selama 1 menit dan untuk mengajak siapa pun yang tertarik untuk bergabung dengan project mereka. Di luar dugaan, peserta yang pitching mencapai 36 orang. Mereka memberikan ide yang sangat kreatif dan inovatif. Dari kami, ada dua orang yang pitching untuk project lainnya, yaitu project "Alkitab yang Hidup" oleh Benny dan "DOA" oleh Bara. Project "Alkitab yang Hidup" mengusung konsep Alkitab bisa hidup dengan adanya media berupa audio atau video. Di generasi post text ini, generasi muda lebih tertarik pada audio visual. Sementara itu, project "DOA" sebenarnya memiliki arti D-unia, O-rang lain atau O-rganisasi, dan A-ku. Ide ini berawal dari masalah bahwa kadang saat kita berdoa hanya berdoa untuk diri sendiri saja. Kita lupa berdoa untuk orang lain atau mungkin kita bingung apa yang akan didoakan bagi orang lain. Apps ini akan menyediakan bahan untuk setiap akronim tersebut. Dengan ini kita tidak akan kebingungan saat akan berdoa.
Pada acara ini ada tiga peran yang bisa dipilih tiap orang. Pertama, Hustler, project manager dari tiap tim dan dibutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi yang baik sebagai seorang Hustler. Kedua, Hipster, para desain grafis. Dibutuhkan kemampuan untuk mendesain UI/UX yang menarik tentunya. Terakhir adalah seorang Hacker, para programmer. Tentunya dibutuhkan keahlian di bidang IT, baik itu desktop, web, ataupun mobile developer. Selanjutnya, tiap orang diberi kesempatan untuk mencari anggota atau memilih mau masuk ke tim mana.
Awalnya, saya dan Bara bergabung dengan tim yang mempunyai project sama tentang DOA. Namun karena satu dan lain hal, pada hari Sabtu malamnya saya diminta untuk membantu tim "Alkitab yang Hidup", yang berubah nama menjadi "d'scipe" (atau discipleship). Bara juga diminta untuk membantu di tim "Today with God" yang berubah nama menjadi "TUDE". Di tim d'scipe, terdapat 1 Hustler bernama Handrich, dan 2 desainer bernama Christel dan Ivan. Sementara itu, untuk hacker awalnya ada 2 orang dari tim SABDA sendiri yaitu Benny dan Hadi, ditambah saya menjadi 3 orang.
Pada hari Jumat malam sampai Sabtu pagi, banyak peserta yang pulang dan hanya sedikit yang memilih untuk tinggal mengerjakan projectnya. Hanya ada 1 tim yang semua anggotanya tinggal dan tidak tidur untuk membicarakan project mereka. Namun, pada hari Sabtu malam sampai Minggu pagi, hampir seluruh peserta tinggal dan tidak tidur semalaman untuk merampungkan project mereka. Setiap malam panitia sudah menyiapkan snack, teh, dan kopi untuk peserta. Saya melihat ada ratusan mie instant di sudut ruangan yang hampir selalu penuh stoknya. Selain itu, tidak sedikit juga peserta yang tidak sempat, atau tidak bisa, atau memang memilih untuk tidak mandi #ups. Hahaha.
Pada hari H, presentasi final hanya ada 20 project dari 36 project yang telah dipresentasikan sebelumnya. Salah satu faktor mungkin karena anggota kurang dan akhirnya memilih untuk bergabung dengan tim lain. Para juri di acara ini adalah 5 orang hebat. Mereka sudah menjadi berkat di bidangnya masing-masing. Mereka adalah Ps. Sidney Mohede (penyanyi sekaligus pastor di JPCC), George Hendrata (dari Endeavor Indonesia dan Djarum Group), Wendy Phodi (dari YesHeIs dan CV Global), John Drexler (dari Sovereign's Capital), dan William Eka (dari Skystar Capital).
Tim saya (d'scipe) mendapat urutan ke-4 untuk mempresentasikan hasil kerja kami. Ternyata urutan ini sesuai dengan urutan saat pitching project di awal acara. Presentator dari tim kami adalah Handrich. Desain untuk slide presentasinya dibuat sendiri oleh beliau dengan sangat bagus. Presentasi hasil akhir project kami juga dibawakan dengan apik olehnya sehingga para juri dan peserta lain tertarik mendengarnya.
Ada empat penghargaan yang diberikan pada acara ini yaitu: People's Choice, Best Ideation Only Project, Best Overall Started At Hackathon, Best Overall Started Before Hackathon. Bersyukur sekali tim d'scipe bisa mendapat penghargaan Best Ideation Only Project. Sementara itu, yang mendapat penghargaan People's Choice adalah tim Putik, Best Overall Started At Hackathon adalah tim Cell, Best Overall Started Before Hackathon adalah tim OSAD (Once Share a Day).
Selama acara ini saya belajar banyak hal, seperti bagaimana menyatukan ide yang sudah kita miliki/rencanakan dengan ide orang lain yang berbeda dengan kita. Selain itu, saya diingatkan kembali bahwa rencana Tuhan benar-benar unpredictable. Rencana saya belum tentu sama dengan rencana Tuhan. Namun, rencana Tuhan pasti yang terbaik bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Sungguh suatu pengalaman yang tak terkatakan pula bisa bertemu dengan orang-orang yang rindu memberikan yang terbaik untuk Tuhan melalui talenta mereka di bidang teknologi.
Salam IT 4 GOD!
Oleh: Elizabeth Nathania Witanto