DAFTAR ISI
• Apps4God dalam Hackathon Code for the Kingdom
• Kesan dan Pesan Peserta Hackathon Code for the Kingdom
3. PELAYANAN / PROYEK / PROGRAM
• App-Tech: Enam belas Ide Proyek dalam C4TK Jakarta
• Menyembah Allah dengan Teknologi
EDITORIAL | ||||
Sahabat Apps4God yang terkasih, Ada banyak jenis pekerjaan di dunia ini. Akan tetapi, sebagai orang percaya, kita harus memilih jenis pekerjaan yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip kekristenan dan yang sesuai dengan panggilan yang Tuhan berikan kepada kita masing-masing. Dengan demikian, setiap profesi yang kita geluti saat ini dapat kita kerjakan dengan sukacita untuk memuliakan Allah. Melayani Tuhan secara "full time" bukan hanya sebagai pendeta. Orang-orang yang ahli dalam bidang teknologi juga dapat dipakai Tuhan untuk melayani-Nya karena secara "full life" mereka telah memberikan dirinya bagi Tuhan. Kemampuan mereka bisa menghasilkan berbagai produk teknologi, baik software maupun hardware, yang bisa digunakan untuk melayani dan memuliakan nama Tuhan. Dalam APPPS LIVE edisi ke-3, telah disebutkan tentang "hackathon", yaitu pertemuan para hacker, developer, dan user yang berkumpul untuk menciptakan teknologi baru dalam kurun waktu tertentu. Pada edisi ini, kita akan menyimak beberapa laporan tim Apps4God pada event Code for the Kingdom -- hackathon Kristiani pertama di Jakarta. Silakan simak beritanya dan doakan supaya hasil hackathon ini benar-benar diteruskan seperti yang diharapkan. Selamat menikmati APPPS LIVE edisi ke-5. Tuhan Yesus memberkati. In Christ,
|
REPORTASE |
Apps4God dalam Hackathon Code for the Kingdom Tim Apps4God sangat bersyukur karena mendapat kesempatan untuk mengikuti event Code for the Kingdom -- Global Hackathon di Jakarta. Yayasan Lembaga SABDA sebagai penggagas gerakan Apps4God mengutus lima orang untuk melayani sebagai mentor di event ini. Jakarta menjadi kota yang istimewa karena menjadi pembuka hackathon Code for the Kingdom secara global sebelum dua belas kota lainnya seperti Bengaluru (India), Nairobi (Kenya), dan Seattle (Amerika Serikat). Acaranya sangat unik dan memberikan contoh pelayanan yang inovatif di era digital ini. Mereka yang hadir pada acara ini bukan hanya programmer & IT profesional saja, tetapi juga pendeta, guru sekolah minggu, pengusaha, musisi, dan sebagainya. Meski berbeda-beda profesi, mereka memiliki satu tujuan yaitu ingin mempersembahkan teknologi (dan aplikasi teknologi) bagi kemuliaan nama Tuhan. Setelah "challenges" dipresentasikan, beragam tim terbentuk; dari sekumpulan mahasiswa, sekumpulan pebisnis, sampai perpaduan di antara keduanya. Tim Apps4God juga ikut berpartisipasi, baik menjadi mentor untuk memandu proses pengerjaan, sampai menjadi anggota tim yang berkolaborasi dengan para peserta. Perbedaan cara kerja di antara anggota tentunya menyertakan konflik. Namun, setiap proses dapat dilewati dengan baik sehingga menajamkan ide-ide dan proyek-proyek yang berbasis aplikasi ini dapat dikerjakan dengan baik. Sebagaimana namanya 'hackathon' (hacking marathon), para peserta dituntut ber"marathon" selama 48 jam dalam proses penyelesaiannya, baik dari pemilihan tim, konseptualisasi, sampai pembuatan aplikasinya. Sebagian peserta bekerja dalam jadwal konvensional, yaitu bekerja "pagi-malam" dan melanjutkan esok harinya. Sebagian lagi mencoba begadang sambil terus berdiskusi dan membuat aplikasi sekuatnya, dan akan tidur jika sudah tidak kuat lagi. Pada penghujung acara, setiap tim mempresentasikan hasil kerja mereka di hadapan para juri. Aplikasi yang dihasilkan bermacam-macam; dari situs penginjilan, aplikasi pernikahan, amal, kelompok kecil, komunitas saat teduh sampai aplikasi Alkitab. Presentasi ini memercikkan model pelayanan baru yang kreatif di tengah era yang serba mobile, digital, dan social. Terlepas dari menang atau kalah, kami berharap Tuhan memakai proses yang dilalui oleh setiap tim untuk memperluas Kerajaan Surga melalui usaha dan kerja keras, seperti tajuk dari event-nya: Code for the Kingdom, Berprogram demi Kerajaan-Nya. |
KOMUNITAS |
Kesan dan Pesan Peserta Hackathon Code for the Kingdom Bagaimana tanggapan mereka yang hadir di acara hackathon Code for the Kingdom di Jakarta? Berikut pandangan dari tiga kategori orang yang hadir dalam acara tersebut, yaitu para juri, teman-teman SABDA, dan para peserta. JURI “I was impressed by every single ideas, creative, awesome, and meeting the need of Christian communities. Hopefully, whatever things you've been presented today was the reflection of your church culture. If God used church culture to inspire those ideas in you and take those ideas back to your churches.”
(Alex Evans, Pastor) “Saya cuma mau mengatakan bahwa gereja butuh saudara semua.... Jangan hanya berhenti di sini, jangan hanya sekadar ikut hackathon untuk kepentingan sendiri. Saya keliling-keliling banyak gereja, dan saya melihat banyak aspek pelayanan yang bisa dibantu oleh teknologi, tapi tidak ada orang yang menawarkan diri, tidak ada orang yang bisa memberikan solusi 'real' untuk mereka semua. Jadi, saya mau mendorong teman-teman semua untuk 'help your churches', help your ministries ”
(Kenny Goh, Pastor) “Bagi saya, mengagumkan sekali melihat anak-anak muda yang cinta Tuhan dan mau memakai talentanya untuk membuat sebuah program yang bisa menguntungkan kerajaan Allah di dunia ini. Terima kasih banyak untuk investasi yang berharga ini.”
(Tracy Trinita, Pembicara Apologetika) TEMAN-TEMAN SABDA “Acara yang keren baget. Memang terlalu singkat untuk bisa menghasilkan sesuatu yang benar-benar serius, tapi acara ini sukses mempertemukan para coders untuk saling bertukar pikiran, berbagi visi, berjejaring, dan saling menguatkan satu sama lain. Wajib diadakan rutin setiap tahun.”
(Daniel, Programmer YLSA/1999 -- 2010) “Senang melihat anak-anak Tuhan yang jago coding bisa mempersembahkan skillnya buat Tuhan dan pekerjaan-Nya.” (Purnomo, Staf YLSA/2000) “Acara yang pas untuk mempertemukan antara yang punya ide dan yang mau mendukung ide tersebut. Namun, setelah itu, pertanyaan adalah bagaimana "follow up"-nya? ” (Jonny, Programmer YLSA/2000 -- 2005) “Acaranya bagus. Senang bisa lihat banyak orang yang passionate dengan coding dan menggunakan-Nya untuk Tuhan.” (Khenny, Programmer YLSA/2011 -- 2015) “Acaranya bagus. Kalau bisa ide-idenya dijadikan produk jadi dalam 3 bulan.” (Kalpin, Staf YLSA/2002 -- 2003) PESERTA HACKATHON CODE FOR THE KINGDOM “Menurutku sih, keren banget ada acara ini. Kita bisa sama-sama build something for christ. Bisa dapat kenalan dan kolaborasi sesuai dengan talenta kita. Kalau boleh saran, mungkin kurang sosialisasi acaranya aja, dan mungkin terlalu lama jika tiga hari, biasanya hackathon dua hari.”
(Sonny, Programmer) “Sangat baik ada acara-acara seperti ini karena kita bisa saling tukar pikiran, kenal teman baru, apalagi memiliki satu kesamaan iman di antara kita semua.” (Septha, Designer) “Lanjutkan!” (Lili, Ibu Rumah Tangga/Web Designer) Masih banyak lagi kesan-kesan yang tertinggal dalam mengikuti acara Code for the Kingdom ini. Lihat selengkapnya di bawah ini. |
PELAYANAN / PROYEK / PROGRAM |
App-Tech: Enam belas Ide Proyek dalam C4TK Jakarta Dalam event Global Hackathon -- Code for the Kingdom -- yang diadakan di Jakarta tanggal 2 -- 4 Oktober 2015 yang lalu, tercetus enam belas ide proyek appps yang diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pelayanan Kristen di Indonesia. Berikut ini adalah keenam belas proyek tersebut. Doakan agar proyek-proyek ini terus dikembangkan dan disempurnakan sehingga dapat segera menjadi berkat bagi masyarakat luas.
Dari keenam belas daftar di atas, proyek Merij, Alkitab Karaoke, dan Go Multiply mendapatkan penghargaan khusus karena memenangkan penilaian dari para juri. Sementara itu, proyek Alexa Bible mendapatkan juara untuk kategori "People Choice". Melalui FB Apps4God, kami mengulas secara lebih lengkap mengenai proyek Merij, Go Multiply, Alkitab Karaoke, dan Alexa. Silakan disimak. Informasi selengkapkan mengenai proyek-proyek tersebut dapat diakses di halaman situs Indigitous, inisiator pelayanan digital Kristen secara global. Selain 16 proyek di atas dan proyek lokal lainnya, yang menurut Anda akan berguna bagi pelayaan Kristen? Silakan menulis kepada kami di live@apps4god.org mengenai pendapat Anda. Terima kasih. |
ARTIKEL+ |
Menyembah Allah dengan Teknologi Internet, ponsel, rekayasa genetika, kecerdasan buatan, nanoteknologi, dan kloning terapeutik menunjukkan bahwa laju perubahan teknologi sangatlah cepat. Hal ini menghasilkan dua jenis pandangan terhadap teknologi. Technophiles (pecinta teknologi), yaitu orang yang mencintai ponsel dan gadget mereka; jika mereka kehilangan alat-alat itu, mereka akan seperti orang yang berkabung. Technophobes (peragu/pembenci teknologi), yaitu orang yang menyayangkan hilangnya kesederhanaan hidup akibat teknologi. Walaupun ada dua pandangan yang berbeda, orang Kristen memiliki suatu kesamaan, yaitu merespons tren di masyarakat tanpa berpikir alkitabiah mengenai teknologi. Bagaimana pandangan Tuhan tentang teknologi? Allah kita adalah Allah yang menciptakan teknologi dan terampil dalam merancang segala sesuatu. Keterampilan Allah terpancar melalui penciptaan alam raya, hewan-hewan, sampai manusia. Manusia pun diciptakan dengan daya kreatif, sesuai dengan gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:27), untuk menguasai dan merawat alam dengan seluruh sumber daya alam yang melimpah. Dengan begitu, teknologi bukanlah sekadar alat, tetapi syarat dan kewajiban yang perlu dituntaskan untuk menggenapkan kehendak Allah. Baca selengkapnya artikel ini di: Bahasa Inggris: Worshipping God with technology by Denis Alexander
Bahasa Indonesia: Memuliakan Tuhan dengan Teknologi oleh Denis Alexander |
- 0 views