Saya bertemu pendeta dan para pemimpin gereja yang setiap saat selalu menanyakan pertanyaan yang sama:
Bagaimana kita menggunakan media sosial dengan tepat?
Ini adalah pertanyaan besar yang harus dijawab. Dalam budaya kita, orang-orang menghabiskan waktu di media sosial setiap hari. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa orang-orang menghabiskan waktu rata-rata 1,72 jam sehari di media sosial. Angka-angka itu hanya akan terus bertambah. Berikut kenyataan yang mengejutkan ....
"Orang-orang di gereja Anda menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial dalam sehari dibandingkan waktu dalam gereja Anda seminggu."
Jadi, bagaimana gerejamu dapat berhasil dengan media sosial?
Lima Langkah Mudah
1. Tahu di mana orang-orang berkumpul secara daring.
Ini mungkin terkesan terlalu sederhana, tetapi faktanya inilah tempat pertama untuk memulai. Anda sebagai pemimpin perlu mengetahui di mana jemaat (orang-orang di gereja Anda) berkumpul secara daring. Hal ini berbeda tergantung di mana gereja Anda ditempatkan.
Beberapa bagian di dunia lebih mungkin memakai Facebook daripada Twitter. Rentang usia jemaat gereja yang berbeda akan menggunakan media sosial yang berbeda juga. Contohnya, remaja dan pemuda mahasiswa adalah pengguna besar Instagram, Twitter, dan Snapchat.
Anda juga perlu memikirkan pengaturan organisasi Anda dan target usia jemaat yang ingin Anda jangkau dan bertanya: Media sosial mana yang akan mereka pakai?
NB: Ini berarti, Anda sebagai pemimpin gereja harus aktif di media sosial. Jadilah autentik. Anda hanya bisa menjangkau orang-orang di tempat di mana mereka berada.
2. Ketahuilah bahwa "Kurang itu Lebih".
Hampir setiap tahun ada platform atau jaringan baru yang diluncurkan. Gereja Anda bisa mencoba semua platform tersebut. Pertanyaannya adalah apakah Anda bisa benar-benar aktif di semua platform tersebut. Hanya karena Anda bisa di lima jaringan sosial yang berbeda tidak berarti Anda harus melakukannya. Mulailah dengan langkah kecil. Mulailah di mana mayoritas jemaat hadir dan menambah jalur perlahan-lahan sesuai kebutuhan.
Anda perlu menjadi efektif di mana pun Anda berada di media sosial, tidak sekadar hadir saja.
3. Lakukan lebih banyak percakapan dan lebih sedikit iklan.
Orang-orang tidak ingin melihat Anda menggaungkan pengumuman setiap kali. Mereka menginginkan percakapan. Jika Anda berinteraksi secara daring dengan jemaat sepanjang minggu dan mengetahui apa yang terjadi dalam hidup mereka, mereka akan merasa dihargai dan tentu saja memperkaya pengalaman akhir pekan karena mereka akan merasa dikenal dan merasakan komunitas tak masalah seberapa besarnya gereja Anda. Perlakukanlah orang-orang dalam online sebagaimana orang nyata, bukan hanya avatar pasif saja.
4. Jadilah konsisten.
Jika Anda tahu bahwa orang-orang menghabiskan waktu secara daring hampir 2 jam setiap hari, itu artinya Anda mempunyai kesempatan untuk bersuara secara reguler dalam kehidupan mereka. Tidak jarang, gereja-gereja berpikir bahwa karena mereka memiliki "kehadiran" di Facebook, Twitter, dll., maka mereka telah berhasil. Itu tidak benar. Anda tidak sukses jika Anda hanya posting sekali atau dua kali sebulan. Itu artinya sedikit saja orang yang melihat konten Anda, dan sebagai hasilnya, percakapan dan penjangkauan tidak terjadi.
Untuk memperbaikinya:
- Putuskan hari apa Anda akan post setiap minggu.
- Kapan waktu Anda akan post.
- Jenis konten apa yang Anda akan post (tulisan, gambar, video, dll.).
Ketika Anda mulai melakukan itu, orang-orang akan mulai merasakan sebagaimana sering mereka akan mendapat konten dari Anda. Ini akan menghasilkan interaksi lebih.
5. Memberi nilai tambah pada hidup orang-orang.
Pada akhirnya, orang-orang tidak akan berurusan dengan hal-hal yang tidak memberikan nilai tambah dalam hidup mereka. Itu artinya apa pun yang Anda posting harus disaring melalui lensa nilai. Bagaimana postingan, gambar, atau video ini akan memberi nilai tambah pada hidup orang-orang ketika mereka melihatnya. Nyatanya, cara berpikir ini sebenarnya akan menolong Anda menyusun postingan dan cerita yang Anda bagi dalam jejaring media sosial.
Orang-orang mencari pertanyaan sulit dalam media daring. Orang-orang sedang mencari kebenaran. Orang-orang sedang mencari komunitas. Mereka sedang mencari nilai. Apakah Anda membawa terang, harapan, dan kebenaran Tuhan ke dalam hidup orang-orang di media sosial, atau Anda cuma mengiklankan acara terbaru Anda?
Selalu ingat, berikan nilai tambah pada hidup orang-orang melalui media sosial. (t/ Jono)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: Social Media Church
Alamat URL: http://socialmedia.church/blog/2016/1/19/5-easy-ways-for-your-church-to-thrive-on-social-media
Judul artikel: 5 Easy Ways For Your Church to Thrive on Social Media
Penulis artikel: David Hearne
Tanggal akses: 3 Maret 2016