Apps4God

Submitted by admin on Tue, 02/07/2023 - 14:22

Tidak satu hari pun berlalu tanpa kita menggunakan teknologi dalam bentuk tertentu. Pengaruh teknologi dalam hidup kita dapat ditelusuri hingga ribuan tahun lalu sampai ke penggunaan sekop dan tombak. Entah itu sesederhana kursi atau serumit sistem yang ditawarkan dengan antarmuka berotak komputer, teknologi ada di sekitar kita. Dalam satu hingga dua dekade terakhir, kita telah melihat pertumbuhan pesat inovasi teknologi. Hal ini menyebabkan banyak orang menanyakan pertanyaan-pertanyaan dasar tentang bagaimana kita menggunakan teknologi dan pengaruh macam apa yang disebabkannya dalam hidup kita. Apakah Alkitab benar-benar menjawab pertanyaan-pertanyaan ini?

Meski konkordansi tidak mengandung kata atau frasa seperti "teknologi", "kecerdasan buatan", atau "ponsel pintar", tapi Kitab Suci berbicara tentang bagaimana kita harus hidup dalam dunia ini dengan mengingat pesan keselamatan yang ditemukan dalam Yesus Kristus. Teknologi selalu menghadirkan isu-isu etis dan moral yang sulit, yang tidak secara langsung dibahas oleh Kitab Suci. Dan, meski kita sangat mengharapkannya, Alkitab tidak secara eksplisit berbicara tentang bagaimana menggunakan atau kapan harus menghindari jenis-jenis teknologi tertentu. Akan tetapi, Alkitab berbicara tentang perilaku moral orang Kristen dalam hidup kesehariannya. Pendekatan alkitabiah terhadap teknologi bukanlah menjauhkan diri secara mutlak dari teknologi ataupun menerimanya tanpa pertanyaan sama sekali.

Teknologi sebagai Alat

Dalam pasal-pasal pembuka kitab Kejadian, kita membaca tentang bagaimana Allah menciptakan seluruh dunia dan menyebutnya baik. Pada hari ke-6, Dia menciptakan manusia, kemudian menyatakan bahwa ciptaan-Nya itu "sangat baik". Saat Allah menciptakan umat manusia menurut gambar-Nya, Dia menetapkan bahwa melakukan suatu pekerjaan itu baik. Dalam Kejadian 2:15, Dia menempatkan Adam di dalam taman "untuk mengolahnya dan memeliharanya." Dia memberi Adam dan Hawa kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan berbudi daya tanaman, dan hal itu membedakan mereka dari segala jenis ciptaan lainnya.

Walaupun kejatuhan manusia mengubah seluruh dunia dan relasi manusia dengan Allah, itu tidak mengubah perlunya kita untuk mencipta guna memenuhi tanggung jawab kita. Teknologi mula-mula digunakan untuk melakukan hal ini, dan kemungkinan besar teknologi itu berbentuk alat-alat yang dipakai untuk mengolah tanah. Sebelum kejatuhan manusia, alat-alat ini digunakan sepenuhnya untuk kebaikan kita dan kemuliaan Sang Pencipta. Namun, sekarang kita sering kali menggunakan kemampuan yang Allah karuniakan kepada kita itu untuk melakukan hal-hal yang Dia benci.

Memahami teknologi sebagai alat dapat menolong kita untuk melihat sisi baik dan buruk yang bisa timbul dari teknologi, sekaligus menunjukkan kepada kita dampak yang disebabkan oleh alat-alat ini dalam hidup kita. Dalam Keluaran 31:1-11, misalnya, Allah menggambarkan hikmat dan pemahaman yang telah Dia karuniakan kepada para pengrajin Israel yang terampil untuk membangun kemah pertemuan sehingga umat-Nya dapat datang ke hadirat-Nya. Sayangnya, dalam pasal selanjutnya, kita melihat apa yang terjadi saat keterampilan ini digunakan untuk kejahatan. Anak lembu emas dibuat untuk disembah oleh bangsa Israel, yang mengungkapkan sikap hati tersembunyi mereka yang cenderung menyembah berhala dan kurangnya iman mereka kepada Allah. Semuanya itu adalah keterampilan-keterampilan yang sama, tetapi hasilnya berbeda.

Apakah Teknologi Itu Netral secara Moral?

Seiring bertambah rumitnya teknologi hari demi hari, wajar untuk menanyakan tentang sifat moral teknologi. Kita melihat teknologi digunakan dalam cara-cara yang tidak manusiawi dan mengerikan seperti teknologi pengenalan wajah yang digunakan untuk melacak dan menangkap orang-orang muslim Uyghur di Cina. Kita juga melihat daya dan pengaruh yang disebabkan oleh ponsel kita dalam tindak tutur kita dan bagaimana mereka telah mengubah cara kita berinteraksi satu sama lain setiap hari. Apakah jenis-jenis teknologi tertentu itu jahat?

Meski teknologi memang memengaruhi dan mengubah kita seiring waktu, teknologi adalah alat yang Allah berikan kepada kita untuk digunakan dalam cara-cara yang memuliakan Dia dan menolong kita mengasihi sesama (Mat. 22:37-39). Memang benar bahwa jenis-jenis teknologi tertentu diciptakan untuk kejahatan dan dapat memberi pengaruh yang terlalu besar dalam hidup kita. Jadi, apakah teknologi itu netral secara moral? Jawabannya ya dan tidak. Teknologi itu netral secara moral dalam artian bahwa teknologi tidak akan pernah memiliki pilihan moral seperti manusia yang diciptakan menurut gambar Allah. Kita adalah agen moral dan harus mempertanggungjawabkan dosa-dosa kita (Rm. 3:23), tidak seperti alat-alat kita.

Namun, itu tidak berarti bahwa segala jenis teknologi harus diadopsi dan digunakan. Beberapa jenis teknologi memang jahat karena hanya dapat digunakan untuk tujuan-tujuan tercela secara moral. Robot seks adalah salah satu contohnya. Meski alat-alat ini netral secara moral dalam artian bahwa mereka tidak memiliki pilihan moral, tetapi mereka tetap memiliki nilai moral, dan kita akan dinilai berdasarkan bagaimana cara kita menggunakannya.

Teknologi Tidak Menyangkal Pemerintahan Allah yang Berdaulat

Dalam Amsal 16:4, pesannya sederhana: Allah itu berdaulat; kita tidak. Segala sesuatu disiapkan untuk tujuan-tujuan-Nya. Dia sedang bekerja secara providensial dalam dunia yang pada akhirnya akan dimuliakan dalam bumi yang baru. Bahkan, perbuatan-perbuatan jahat laki-laki dan perempuan berada di bawah pemerintahan Allah yang berdaulat, yang tidak memiliki rasa takut ataupun melakukan kejahatan, melainkan mengalahkannya dengan mengutus Anak-Nya sendiri, yaitu Yesus Kristus, untuk mati di atas salib dan bangkit kembali. Karena kebangkitan ini, kita tidak perlu takut terhadap apa yang akan datang (2Tim. 1:7). Kita tahu bahwa Allah menopang segala sesuatu.

Memahami teknologi sebagai alat dapat menolong kita untuk melihat sisi baik dan buruk yang bisa timbul dari teknologi, sekaligus menunjukkan kepada kita dampak yang disebabkan oleh alat-alat ini dalam hidup kita.

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Setiap kita menikmati manfaat dari teknologi jenis tertentu, dan itu tidaklah mengejutkan. Allah memang bermaksud agar teknologi ada di dunia dan memberi kita kemampuan untuk menciptakan alat-alat yang memampukan kita menjalankan perintah-perintah terbesar-Nya (Mat. 22:34-40). Alkitab tidak pernah memberikan pernyataan yang bersifat mutlak terkait apakah teknologi tertentu itu baik atau jahat secara inheren, tetapi Alkitab memberikan batasan bagi orang Kristen dengan moralitas dan keterlibatan alkitabiah terhadap dunia di sekitar kita. Kita harus berpikir secara bijak tentang bagaimana kita menggunakan alat-alat inovatif ini. Pada akhirnya, kita harus mempertanggungjawabkan bagaimana cara kita menggunakan apa pun yang telah Allah berikan kepada kita. Teknologi merupakan karunia dari Tuhan, yang dihadirkan oleh para pembawa rupa Allah yang terampil, dan harus digunakan untuk mengenal Dia lebih baik, membangun sesama, dan memuliakan Dia di atas segalanya. (t/Odysius)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : ERLC
Alamat situs : https://erlc.com/resource-library/articles/what-does-the-bible-teach-us-about-technology
Judul asli artikel : What does the Bible teach us about technology?
Penulis artikel : Cameron Hayner dan Jason Thacker