Apps4God

Submitted by admin on Thu, 04/07/2016 - 12:00

Orang-orang akan terlibat, dan media sosial bisa lebih sukses membuat orang-orang mendapat informasi daripada buletin gereja mana pun. "Kita perlu mendapatkan ...!" adalah seruan yang diteriakkan oleh banyak gereja. Ketika ada hal yang baru keluar dan gereja yang melihat gereja yang lain menggunakannya dengan berhasil, bukanlah hal yang tidak biasa bagi sebuah gereja untuk mengikutinya. Calvin baru-baru ini menulis tentang gereja dan media sosial. Dia menulis tentang efektivitasnya: Jadi, apakah media sosial efektif untuk gereja? Bisa jadi, tetapi dalam banyak kasus, mungkin tidak. Realitas yang mengejutkan adalah bahwa saya yakin kebanyakan gereja tahu bahwa halaman Facebook mereka tidak menghasilkan apa-apa, kecuali gambar. Saya setuju bahwa dalam kebanyakan kasus, media sosial tidak efektif. Pertanyaannya, bagaimanapun, adalah: Mengapa media sosial tidak efektif? Media sosial sering tidak efektif karena dilaksanakan dan dijalankan dengan buruk. Jika dilakukan dengan benar, orang akan terlibat, dan itu bisa lebih sukses membuat orang-orang mendapatkan informasi daripada buletin gereja mana pun. Tujuan dari postingan ini adalah untuk fokus pada tiga alat terpisah untuk media sosial, menyoroti kesalahan yang dilakukan gereja saat menggunakan media sosial, dan menyediakan langkah-langkah efektif. Saya harap panduan ini akan membantu Anda dan gereja Anda untuk membuat pelaksanaan atau peluncuran berhasil. Namun, pertama-tama, harus jelas siapa pemirsanya. Itu mudah: 1. Situs Web gereja, sebagian besar, adalah untuk orang-orang yang baru di gereja. 2. Media sosial adalah bagi mereka yang sudah terlibat dengan gereja.

 

Facebook

Facebook masih menjadi penguasa dari semua media sosial. Memiliki hampir 700 juta pengguna di seluruh dunia akan menjadikannya di posisi pertama. Banyak gereja memiliki halaman Facebook, dan sebagian besarnya buruk. Di film Field of Dreams, tokoh utamanya, Ray Kinsella, diberi tahu, "Jika Anda membangunnya, mereka akan datang." Itu mengacu pada lapangan bisbol. Sayangnya, orang tidak akan datang ke halaman Facebook hanya karena itu dibuat. Berikut adalah beberapa cara untuk menggunakan halaman Facebook dengan efektif: 1. Perbaiki tampilannya. Saya pernah melihat gereja yang bahkan tidak repot-repot untuk menggunakan gambar pada halaman utama. Tampilan "Info" atau "dinding" halamannya membosankan, terutama bagi pengunjung baru. Jika Anda memiliki seorang staf yang tahu kode (atau sukarelawan), menggunakan HTML, Javascript, dan CSS, halaman selamat datang dapat dibuat sesuai pesanan. Lifechurch.tv menawarkan contoh yang sangat baik tentang ini. Jika Anda tidak memiliki akses kepada seseorang yang dapat melakukan pekerjaan itu, gunakan layanan seperti Pagemodo. Mereka menawarkan template yang dengan mudah disesuaikan. Mereka memiliki rencana yang memungkinkan halaman gratis dan harga bulanan dengan biaya rendah untuk memiliki lebih dari satu halaman dan menghilangkan merek Pagemodo. 2. Update, update, update. Ini tidak bisa cukup ditekankan. Percaya atau tidak, kebanyakan orang tidak memerhatikan apa yang ada dalam buletin gereja, terutama mereka yang sedang daring. Orang-orang di gereja Anda memanfaatkan Facebook. Melihat update tentang acara mendatang, berita, melihat foto, dan melihat video akan membuat mereka terus terlibat. Hal ini memungkinkan orang untuk membagikan pengalaman ini dengan anggota keluarga atau teman-teman. 3. Gunakan halaman Facebook, bukan akun pribadi. Saya sudah melihat sejumlah gereja melakukan ini, dan itu adalah kesalahan. Orang tidak ingin mengirim "friend request" ke akun gereja. Untuk terlibat ke halaman Facebook, yang perlu dilakukan orang hanyalah menge-"like" halaman tersebut. Berbicara tentang terlibat .... 4. Biarkan orang mengirim ke halaman dinding Facebook. Pantaulah sehingga tulisan yang tidak pantas dapat ditangani. Namun, jangan membuat halaman dinding hanyalah sebuah papan buletin. Biarkan orang-orang mampu mengekspresikan pikiran atau mengajukan pertanyaan jika mereka ingin.

 

Twitter

Meskipun Twitter berkembang, ada banyak orang yang masih tidak "mengerti" ketika sampai kepada teknologi ini. Ini bukan lagi tentang "apa yang Anda lakukan", tetapi jauh lebih banyak. Twitter bisa menjadi alat yang lebih efektif daripada Facebook, yaitu dapat memengaruhi orang-orang di luar komunitas gereja. 1. Update secara strategis dan teratur. Karena ini adalah akun gereja, tidak dapat ditangani seperti akun pribadi di mana satu kata tweet "Mengeluh" adalah biasa. Sebuah akun gereja kemungkinan akan diikuti oleh orang-orang yang tidak menghadiri gereja itu sehingga tweet perlu menjadi sebuah gabungan info yang relevan bagi anggota gereja/peserta dan informasi yang umum. Update secara teratur adalah kunci untuk menjaga agar orang-orang terus mengikutinya. Minggu-minggu (bahkan hari-hari) di antara update akan menyebabkan orang berhenti mengikuti apa yang mereka anggap sebagai kurangnya minat pada pihak gereja. 2. Ikuti, retweet, dan tidak ada auto DM. Jangan membuat akun sebagai alat untuk menyuarakan pendapat. Ikuti dahulu dan kemudian berusaha untuk diikuti. Jangan mencoba sesuatu yang licik. Orang telah mengikuti banyak untuk mendapatkan jumlah yang lebih tinggi hanya untuk berbalik dan berhenti mengikuti untuk membuat mereka tampak lebih berpengaruh. Ini tidak akan berhasil. Berminatlah pada apa yang orang lain katakan dan retweet mereka. Anda akan menemukan bahwa terlibat dengan cara itu akan menghasilkan orang-orang yang benar-benar tertarik pada apa yang Anda tweet. Jangan menggunakan layanan untuk mengatur dan mengotomatiskan pesan langsung jika seseorang mengikuti Anda. Mayoritas orang tidak menyukainya. Jika Anda ingin mengirim DM, langsung lakukan. Namun, jadikan itu personal. 3. Terlibatlah dengan orang-orang yang mengikuti Anda. Ingat, Anda men-tweet dari akun "perusahaan". Orang-orang akan bertanya. Jawablah mereka tepat waktu sebisa mungkin. Jika Anda melihat pujian, jangan me-retweet hal itu. Balas dan berterima kasihlah kepada mereka. 4. Jangan mengandalkan interaksi Web. Salah satu keuntungan menggunakan aplikasi seperti Tweetdeck atau Hootsuite adalah bahwa hal itu akan memungkinkan Anda untuk meng-update beberapa akun yang berbeda pada waktu yang sama. TweetDeck, misalnya, memungkinkan Anda untuk meng-update akun Twitter dan akun Facebook Anda serta halaman Facebook yang telah Anda buat.

 

Vimeo dan YouTube

Video menjadi bagian integral dari pengalaman gereja, baik untuk pesan siaran, ulasan khotbah seri, dan juga untuk pemasaran gereja. Jika digunakan secara efektif, itu bisa memberikan nilai yang besar untuk gereja Anda. 1. Manfaatkan Vimeo (Plus atau Pro) untuk klip yang tersimpan. Vimeo Plus (atau Pro) memberikan manfaat yang tidak diberikan YouTube. Vimeo Plus adalah investasi minimal $ 60 per tahun dan menghilangkan Vimeo branding dan iklan dari video. Jika Anda ingin informasi lebih lanjut tentang Vimeo Pro, yang biayanya $ 199 per tahun, lihatlah posting bagus yang ditulis oleh Brian tentang hal itu. 2. Unggahlah hanya video terbaik dari Anda. Saya tahu beberapa gereja cemas jika khotbah mereka didapatkan secara daring. Namun, jika Anda bekerja dengan Flip dan merekam audio langsung ke kamera, Anda harus menunggu. Jika audio dapat direkam secara eksternal dan kemudian disinkronkan ke video, maka silakan lakukan. Juga, jangan mengunggah video yang orang rekam dengan ponsel mereka atau kamera Flip-style mereka sendiri. Simpanlah video-video semacam itu untuk diunggah langsung ke halaman Facebook. 3. Unggah ke YouTube juga. Meskipun saya tidak menyarankan YouTube untuk video yang tersimpan, saya masih menyarankan mengunggah video ke YouTube dan menggunakan deskripsi dan label. Tujuh ratus miliar video YouTube ditonton pada tahun 2010. Segera datang ...

 

Google Plus

Google Plus memancangkan pernyataannya sendiri dalam dunia media sosial. Hal itu bertumbuh dengan sangat cepat (25 juta kunjungan dalam waktu satu bulan), tetapi juri tidak lagi berkuasa. Saat ini, Google Plus terbatas pada akun individu, tetapi begitu akun perusahaan diperbolehkan, Google Plus memiliki manfaat. Google Plus memiliki lingkungan yang akan memungkinkan Anda untuk menggunakan akun gereja untuk menyiarkan informasi kepada khalayak luas atau kepada yang sangat sempit. Perhatikan ini baik-baik. Google Plus bisa menjadi alat yang ampuh untuk organisasi, dan akan menarik untuk melihat siapa yang akan menjadi nomor satu. (t/Jing-Jing) ---- Diterjemahkan dari:
Nama situs: Church Leaders
Alamat URL: http://www.churchleaders.com/worship/worship-articles/154143-how-to-use-social-media-effectively-in-the-church.html
Judul asli artikel: How to Use Social Media Effectively in the Church
Penulis artikel: Jay Caruso
Tanggal akses: 31 Maret 2016