Apps4God

Submitted by admin on Fri, 07/01/2022 - 09:46

Pikirkan tentang orang-orang yang membuat Anda merasa dikasihi. Bagaimana mereka membuat Anda merasa seperti itu? Tanpa mengenal Anda (atau mereka), saya dapat menjamin bahwa mereka dapat bertanya dan mendengarkan dengan baik. Seperti yang telah diamati oleh David Augsburger, "Didengarkan sangatlah mirip dengan dikasihi, sehingga kebanyakan orang tidak dapat membedakannya." Tunjukkan kepada saya seseorang yang mengajukan pertanyaan dan mendengarkan dengan baik, dan saya akan menunjukkan kepada Anda seseorang yang membuat orang merasa dimengerti dan dikasihi.

Sayangnya, ini adalah karunia yang semakin langka. Seperti yang diamati Stephen Covey, "Kebanyakan orang tidak mendengarkan dengan maksud untuk memahami; mereka mendengarkan dengan maksud untuk menjawab." Dengan kata lain, kebanyakan orang tidak benar-benar mendengarkan -- mereka menunggu. Mereka menunggu Anda untuk berhenti berbicara sehingga mereka dapat berbicara. Beberapa kasus semacam ini sebenarnya hanyalah masalah rentang perhatian -- terlatih oleh video pendek di media sosial, pikiran orang cepat beralih ke hal lain. Namun, pada jika dikaji lebih dalam, kebanyakan orang memang lebih tertarik pada apa yang mereka ingin katakan daripada apa yang dikatakan orang lain.

Hal ini menjadikan tindakan bertanya dan mendengarkan secara aktif sebagai salah satu cara paling langka (dan paling ampuh) untuk mengomunikasikan kasih. Dan, ketika kita memberkati orang lain dengan cara bertanya dan mendengarkan yang baik, kita mencerminkan karakter dan kasih Allah dalam cara yang unik dan penuh kuasa. Bertanya adalah salah satu alat favorit Yesus. Meskipun Yesus mengetahui segala sesuatu (Yoh. 16:30) -- termasuk hati orang-orang (Yoh. 2:24-25) -- Ia tetap menanyakan lebih dari 300 pertanyaan, hanya dalam Injil saja.

Meskipun kita sering mengalaminya, kita sering merasa tidak siap untuk benar-benar melakukannya sendiri (dan malu bertanya bagaimana caranya). Hal ini terutama berlaku untuk generasi muda, yang perkembangan sosialnya lebih sering dibentuk oleh media sosial daripada interaksi manusia yang sebenarnya. Untuk itu, berikut adalah tiga prinsip percakapan berbasis pertanyaan.

1. Jadilah Penasaran

Awal dari mengajukan pertanyaan yang baik adalah sungguh-sungguh ingin tahu tentang orang yang Anda ajak bicara. Alat percakapan yang baik untuk Anda miliki adalah akronim KPHPK. Setiap kali Anda bertemu dengan orang baru, tanyakan kepada mereka tentang:

  • Keluarga
  • Pekerjaan
  • Hobi
  • Pengetahuan
  • Kerohanian

Pertanyaan "mengapa" sering kali merupakan pertanyaan terbaik. Pertanyaan ini akan membantu mengeluarkan motivasi, hasrat, dan perasaan orang lain -- yang tidak hanya membuat percakapan menjadi lebih baik, tetapi juga membantu Anda mengenal orang ini lebih dalam.

Cara hebat lainnya untuk memulai percakapan adalah dengan pertanyaan "Bisakah Anda mengajari saya tentang ...?" Pilih topik yang Anda tahu orang tersebut sukai atau kuasai, dan mintalah atau orang tersebut untuk mengajari Anda tentang hal itu. Ini adalah salah satu cara paling efektif (dan menyenangkan) untuk mengenal orang dan membuat mereka merasa dihargai -- dan ini memberi Anda kesempatan untuk belajar. Semua orang senang.

2. Tanyakan Lebih Lanjut

Setelah orang lain selesai berbicara, coba ulangi apa yang ia katakan dengan kata-kata Anda sendiri (misal, "Jadi, maksud Anda ...?"). Membiasakan diri mengajukan pertanyaan lanjutan akan membantu Anda belajar mendengarkan dengan baik. Itu juga akan meyakinkan orang lain bahwa mereka sedang didengarkan, dan bahwa Anda menghargai apa yang mereka katakan.

Pertanyaan lanjutan hebat lainnya adalah "Bisakah Anda memberi tahu saya lebih banyak tentang (pilih satu bagian dari apa yang baru saja mereka bagikan)?" atau "Apa yang Anda maksud dengan (pilih satu bagian dari apa yang baru saja mereka bagikan)?" Tidak hanya akan memicu percakapan yang lebih dalam, tetapi hal ini juga memberi sinyal kepada orang lain, "Saya tertarik dengan apa yang Anda katakan, dan saya ingin memastikan bahwa saya tidak salah memahami Anda."

3. Ajukan Pertanyaan yang Mengarah

Salah satu cara terbaik kita dapat mengasihi orang lain (dan memuliakan Allah) adalah dengan mengajukan pertanyaan yang mengarah pada diskusi yang saling membangun dan meninggikan Kristus. Allah memerintahkan kepada kita memikirkan hal-hal yang terpuji (Flp. 4:8) dan membicarakan hal-hal yang membangun dalam percakapan (Ef. 4:29). Pikirkan tentang jenis pertanyaan yang biasanya Anda ajukan. Apakah mereka biasanya memicu diskusi yang mengarah pada pujian dan rasa syukur? Atau apakah pertanyaan Anda biasanya memicu gosip atau keluhan?

Semua pertanyaan mengarah ke suatu tempat dan mengatur suasana dan alur percakapan. Lain kali saat Anda berbicara dengan seseorang, tanyakan pada diri sendiri: Ke mana arah pertanyaan saya? Apakah pertanyaan tersebut menjatuhkan atau membangun? Apakah pertanyaan saya menimbulkan kemarahan atau kasih? Apakah pertanyaan itu mengarah pada kondisi yang saling membuat frustrasi atau saling membangun?

Komunikasikan Kasih

Setiap orang memiliki sesuatu untuk dikatakan -- tetapi hanya sedikit yang memiliki kesempatan untuk mengatakannya, karena karunia untuk bertanya dan mendengarkan semakin jarang ditemui.

Lain kali saat Anda bertemu dengan seseorang, tantang diri Anda untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan daripada menjawab. Ini bisa sangat membantu dalam membuat orang lain merasa dihargai -- dan ini adalah salah satu cara paling ampuh untuk mengomunikasikan karakter dan kasih Allah. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : The Gospel Coalition
Alamat situs : https://thegospelcoalition.org/article/neglected-ministry-asking-questions
Judul asli artikel : The Neglected Ministry of Asking Questions
Penulis artikel : Blake Glosson