MAKASSAR, KOMPAS — Indonesia telah merdeka selama 72 tahun, tetapi hingga kini masih berkutat dengan masalah memenuhi kebutuhan dasar, seperti garam, gula, dan beras. Semestinya hal ini dapat diatasi karena negeri ini memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam melimpah. Karena itu, solusinya adalah mengembangkan teknologi dan semua pihak terkait harus bersinergi untuk memenuhi kebutuhan dasar ini. Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan hal tersebut pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-22 di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (10/8). Acara ini dihadiri presiden ke-3 RI BJ Habibie; Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir; Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani; Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan; dan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo. ”Setiap tahun, penduduk Indonesia bertambah hingga 3 juta orang. Artinya, kebutuhan dasar, seperti besar, gula, garam, dan ikan, lebih banyak lagi. Di lain pihak, kita kian kekurangan lahan karena lahan dipakai untuk permukiman dan infrastruktur. Maka, solusinya adalah inovasi teknologi. Bagaimana membuat tanaman padi menghasilkan lebih dari 5 ton per hektar, bagaimana agar tangkapan nelayan lebih baik, dan semua kebutuhan dasar terpenuhi,” kata Kalla.
Fokus
Wapres mencontohkan soal garam, salah satu kebutuhan dasar, yang masih saja kisruh. Padahal, Indonesia adalah negara maritim dan garam lebih banyak menyentuh warga miskin. ”Hanya Indonesia yang masih saja ribut soal garam. Di negara lain, bahkan Malaysia, tak pernah kedengaran ribut soal garam. Kalau berselisih soal garam berarti menyiksa orang kecil. Kalau orang makin kaya, kebutuhan gula yang makin meningkat. Tapi, pada orang miskin, kebutuhan garam yang meningkat,” tutur Wapres. Untuk mengatasi masalah kekurangan garam, kata Wapres, Menko Kemaritiman bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menyatakan kesiapan untuk membantu mengatasinya. Satu-satunya yang dapat mengatasi masalah itu adalah teknologi. ”Kita harus fokus mengatasi kebutuhan masyarakat yang mendasar ini dengan teknologi,” kata Kalla. Wapres mengatakan, pemanfaatan teknologi harus menghasilkan sesuatu yang lebih baik, lebih murah, dan berdaya guna. Teknologi harus memberi nilai tambah, terutama untuk pemenuhan kebutuhan dasar. Puan Maharani berharap semua pihak berpikir menciptakan teknologi dan inovasi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Pemanfaatan teknologi harus bisa meningkatkan daya saing dan produktivitas. Jepang bisa menguasai pasar dunia karena kemajuan dan pemanfaatan teknologi. ”Saya berharap Hakteknas bukan sekadar seremoni, melainkan mendorong agar selalu ada inovasi baru dari anak bangsa,” ujar Puan. Dia mengatakan, pengembangan teknologi adalah langkah untuk meraih kemerdekaan ekonomi.
Diambil dan disunting dari:
Judul artikel: Teknologi untuk Penuhi Kebutuhan Dasar
Surat kabar: Kompas
Tanggal terbit: 11 Agustus 2017
Penulis: REN/YUN