Nas: Lukas 1:1-4
Pada pertengahan abad ke-20, ada teolog bernama Rudolf Bultmann yang memiliki pandangan demitologisasi. Ia memisahkan antara Yesus sejarah, yang dianggapnya benar-benar terjadi, dan Yesus iman, yang dianggap lahir hanya dari ungkapan iman para murid, padahal tidak benar-benar terjadi, seperti peristiwa kelahiran Yesus dari seorang anak dara atau kebangkitan Yesus.
Apakah pandangan Bultman benar? Jelas tidak. Dasar untuk jawaban ini bisa kita lihat dari tulisan Lukas yang ditujukan kepada Teofilus (1), artinya: kekasih Allah, seorang pejabat Romawi, dan simpatisan Kristen. Lukas berusaha menulis Injil tentang Tuhan Yesus secara teratur dan sistematis (3). Tulisannya didasarkan pada riset dan pengamatan saksama berdasarkan fakta-fakta sejarah serta sumber-sumber tertulis dan lisan dari para saksi mata yang masih hidup pada waktu itu, agar dapat dipertanggungjawabkan (4). Terlebih lagi, ia adalah rekan sekerja Paulus dan sudah bertemu langsung dengan banyak saksi mata. Namun, apa yang dia tuliskan tidak lepas dari pimpinan Roh Kudus dalam memberikan inspirasi kepadanya untuk menulis apa yang seharusnya dia tulis. Tujuannya, supaya iman Teofilus menjadi teguh dan tidak lagi dibingungkan oleh berbagai berita simpang siur mengenai Yesus. Dengan demikian, ia semakin percaya dan imannya terus bertumbuh dalam Tuhan.
Selanjutnya, tulisan Lukas ini menjadi harta karun firman Tuhan yang dapat terus terpelihara kemurniannya dan diteruskan kepada orang percaya, generasi demi generasi, termasuk kita pada hari ini. Dengan demikian, firman Tuhan yang kita miliki bukanlah mitos, seperti yang Bultmann katakan. Itu seharusnya mendorong kita untuk juga menyelidiki firman Tuhan agar kita dapat mengenal Kristus dengan sungguh-sungguh sebelum kita memperkenalkan-Nya kepada orang lain. Seperti Lukas yang menggunakan media tulisan, gunakanlah berbagai media yang ada untuk memperkenalkan Yesus agar yang belum percaya dapat percaya dan beroleh hidup yang kekal.
Diambil dari:
Nama situs: SABDA.org: Arsip e-SH
URL: http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/12/18
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 15 Desember 2017