Pada hari Sabtu, 21 Mei 2016, tim #ayo_PA! kembali mendapat undangan untuk berbagi tentang gerakan ini kepada remaja dan pemuda di Gereja JKI Sola Gratia, Solo. Meski undangan ini mendadak, tetapi tim #ayo_PA! bersyukur kepada Tuhan atas setiap kesempatan yang Dia berikan untuk berbagi. Tim yang berangkat hari itu adalah Ibu Yulia dan Sdr. Harjono. Awalnya, Ibu Yulia ragu apakah mereka sudah siap untuk memulai gerakan #ayo_PA! Setelah dilakukan tanya jawab, akhirnya diputuskan untuk memberikan pendahuluan lebih dahulu karena ternyata anak-anak remaja di situ belum memiliki kebiasaan melakukan PA.
Sharing #ayo_PA! dari Ibu Yulia sangat kaya dengan pencerahan untuk memberi kesadaran bahwa zaman sudah berubah, cara hidup dan cara berkomunikasi orang-orang abad 21 juga sudah berubah. Contohnya adalah perihal keberadaan mesin pencari Google yang mulai menggantikan peran orangtua. Anak-anak lebih senang bertanya kepada "Google" daripada kepada orangtua, baik soal pelajaran sekolah, atau segala sesuatu yang mereka ingin ketahui. Perkembangan teknologi telah mengubah cara kita belajar karena alat-alat belajar digital sudah tersedia di mana-mana. Akan tetapi, di tengah perubahan teknologi yang terjadi, hal yang tidak berubah justru gereja karena sejak dulu sampai sekarang gereja tidak pernah mengikuti perkembangan zaman. Semua yang dilakukan gereja dari dulu sampai sekarang selalu dengan cara yang sama.
Bagaimana dengan membaca dan mempelajari Alkitab? Pembelajaran firman Tuhan di gereja hanya terbatas diberikan melalui khotbah oleh pendeta pada hari Minggu saja. Sekarang, dengan tersedianya aplikasi Alkitab dan aplikasi biblika yang lain yang sudah disediakan oleh Yayasan Lembaga SABDA, setiap hari seharusnya jemaat bisa mendapat makanan dari menggali firman Tuhan sendiri. Jadi, cara belajar firman Tuhan pun seharusnya sudah berubah, jemaat sangat dimungkinkan untuk menggali firman Tuhan setiap hari.
Peserta merasa akrab dengan sharing Bu Yulia yang sangat kontekstual dengan keadaan mereka yang merupakan generasi digital native. Kami juga mendorong Bapak Pendeta untuk membuat program PA agar tiap peserta memiliki kebiasaan belajar Alkitab sendiri. Pada kesempatan itu, tim juga mengisi HP para peserta dengan aplikasi-aplikasi rohani Kristen, khususnya Kamus Alkitab, Alkitab PEDIA, dan Tafsiran yang dapat digunakan untuk melakukan PA. Harapan tim #ayo_PA! adalah agar firman Tuhan tidak hanya tinggal di gadget mereka, tetapi juga tinggal dalam hati mereka sehingga mereka semakin mengenal Tuhan.