- 0 views
IT-4-GOD Edisi 30 | Oktober 2018 |
APPPS Live | : | App-✞alks: Diskusi Antarstaf YLSA tentang Digital Ministry di Gereja App-✞rain: HUT ke-24, Yayasan Lembaga SABDA Menggelar Seminar DQ (Digital Quotient) |
ICD Watch | : | Tiga Aplikasi iOS Terbaru dari SABDA |
Digi Min | : | Enam Hukum Teknologi |
Berita | : | Komik Kisah Kasih Abadi dan Yesaya sebagai Kado Natal YLSA // Sumber Bahan Natal Berkualitas dari SABDA |
EDITORIAL
Shalom Sahabat IT-4-GOD! Pelayanan gereja pada masa depan adalah pelayanan digital. Bahkan, saat ini pun, pelayanan digital itu seharusnya sudah berjalan! Kita hidup pada era ketika teknologi digital berkembang dengan begitu pesat sehingga mengubah hampir segala aspek dalam kehidupan kita -- cara kita berkomunikasi, belajar, bekerja, berbisnis, dst., termasuk cara kita beribadah dan melayani sebagai tubuh Kristus. Pertanyaannya, apakah kita akan membiarkan diri dimanfaatkan oleh teknologi tersebut, ataukah kita akan memanfaatkan teknologi sebagaimana mestinya, yaitu untuk memuliakan Tuhan? Bagi orang Kristen, jawabannya tentu sudah jelas, tetapi respons dan tanggung jawab kita terhadap jawaban itulah yang perlu kita renungkan dan terapkan hari demi hari. Harapan kami, edisi IT-4-GOD kali ini dapat menolong Sahabat dengan memberikan informasi dan wawasan yang relevan seputar pelayanan digital dan hal-hal terkait lainnya. Selamat menyimak sajian kali ini. Tuhan Yesus memberkati. In Christ,
|
APPPS LIVE
App-✞alks: Diskusi Antarstaf YLSA tentang Digital Ministry di Gereja Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan digital dan internet, Yayasan Lembaga SABDA sering mengadakan diskusi antarstaf seputar Alkitab, gereja, dan teknologi. Masih dalam rangka mempersiapkan HUT SABDA yang ke-24, staf YLSA kembali mengadakan diskusi bertajuk Digital Ministry (pelayanan digital). Setiap staf dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang, dan diskusi diawali dengan dua pertanyaan utama berikut ini: 1) Apakah gereja Anda SIAP untuk melakukan Digital Ministry? 2) Apa saja TANTANGAN bagi gereja-gereja yang ingin memulai Digital Ministry? Berikut beberapa pendapat yang dikemukakan untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut. 1. Apakah gereja Anda SIAP untuk melakukan Digital Ministry? "Rata-rata dari gereja kami sudah siap untuk menerima digital ministry itu sendiri, tetapi masih ada beberapa halangan. Terkait hierarki, misalnya, keputusan-keputusan berkenaan dengan pelaksanaan digital ministry biasanya harus menunggu rapat majelis atau semacamnya, dan itu bisa memakan waktu lama." "Sebagian besar gereja sudah mengadopsi teknologi, bahkan terkadang penggunaan teknologi bisa dominan. Akan tetapi, pemanfaatan teknologi oleh gereja masih belum mengarah ke pemahaman Alkitab bagi jemaat. Media sosial hanya dimanfaatkan untuk promosi kegiatan gereja atau pencarian dana, tetapi tidak untuk belajar Alkitab. Gereja masih perlu tujuan yang lebih jelas untuk menggunakan teknologi." 2. Apa saja TANTANGAN bagi gereja-gereja yang ingin memulai Digital Ministry? "Mindset yang tradisional perlu diubah untuk bisa menerima dan memanfaatkan teknologi untuk pelayanan di gereja. Baik jemaat maupun pemimpin gereja perlu diedukasi untuk pelayanan digital. Dan, karena pelayanan di gereja biasanya bersifat sukarela, waktu menjadi kendala karena perlu mencari orang yang mau meluangkan waktunya dan berkomitmen untuk terus menjalankan pelayanan tersebut." "Di samping menyadarkan jemaat bahwa pelayanan digital itu penting (terkait dengan mindset), gereja perlu membentuk pengurus khusus untuk pelayanan digital itu. Perlu juga untuk mengedukasi jemaat untuk menerima, menggunakan, dan mendukung pelayanan digital. Selain itu, diperlukan juga SDM yang cocok untuk menjalankan dan mengelola pelayanan digital yang sudah/akan dikerjakan." "Gereja sering kali memiliki mindset yang cenderung pesimis atau menolak sesuatu yang baru. Karena itu, jemaat perlu diyakinkan dengan mendesaknya kebutuhan untuk pelayanan digital serta berbagai manfaat yang bisa mereka dapatkan melalui pemanfaatan teknologi untuk pelayanan gereja." Kami ingin mendengar tanggapan Anda. Apakah gereja Anda SIAP untuk melakukan Digital Ministry? Atau, jika gereja Anda sudah SIAP dan memiliki pengalaman dalam pelayanan digital, adakah IDE atau TANTANGAN yang bisa Anda bagikan kepada Sahabat Apps4God lainnya? Mari berbagi pendapat dan saling belajar melalui komunitas Facebook App SABDA. App-✞rain: HUT ke-24, Yayasan Lembaga SABDA Menggelar Seminar DQ (Digital Quotient) Dalam rangka memperingati ulang tahunnya yang ke-24, Yayasan Lembaga SABDA menggelar seminar bertajuk DQ (Digital Quotient) atau Kecerdasan Digital pada Senin, 22 Oktober 2018, lalu. Seminar ini dihadiri oleh sekitar 90 peserta dari kota Solo dan sekitarnya, dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube SABDA Alkitab. Kegiatan ini digelar sebagai wujud ungkapan syukur YLSA kepada Tuhan atas penyertaan dan karya-Nya dalam pelayanan YLSA selama 24 tahun ini sekaligus menjadi sarana untuk membagikan buah-buah berkat dari pelayanan YLSA berupa wawasan dan pengetahuan yang sangat relevan untuk pelayanan tubuh Kristus pada era digital ini. Seperti halnya IQ (Intelligence Quotient) dan EQ (Emotional Quotient) mengukur kecerdasan umum dan emosional seseorang yang dapat menentukan kesuksesan orang tersebut, DQ (Digital Quotient) mengukur kemampuan dan literasi digital seseorang. DQ menjadi penting pada masa kini karena segala sesuatu digerakkan oleh teknologi, khususnya teknologi digital. Karena itu, penguasaan teknologi tidak hanya akan menentukan kesuksesan seseorang, tetapi juga bagaimana dia bisa memanfaatkan teknologi itu untuk kepentingan yang lebih besar. Bagi orang Kristen, kepentingan itu adalah menjalankan Amanat Agung dan memajukan Kerajaan Allah di muka bumi. Terdapat empat pembahasan utama yang dipaparkan dalam seminar tersebut, yaitu:
Menariknya, penyampaian materi dikemas dengan cara yang sedikit berbeda dari seminar-seminar YLSA sebelumnya, yaitu dengan memadukan konsep seminar satu arah dengan 3 pembicara utama dan talk show berupa diskusi dengan 7 narasumber pendamping. Melalui setiap materi yang telah dibagikan, setiap peserta diharapkan bisa merenungkan apa yang sudah mereka lihat dan dengar dalam konteks kehidupan dan pelayanan masing-masing, lalu mengambil tindakan nyata sebagai respons terhadap perenungan tersebut. Tayangan ulang seminar Digital Quotient ini bisa Anda simak lewat YouTube melalui tautan berikut:
*) Terjadi masalah koneksi internet saat pengambilan video sehingga ada bagian yang hilang di antara video 1 dan video 2. Slide PowerPoint berisi materi yang dipresentasikan dalam seminar pun bisa Anda unduh dari SlideShare melalui tautan berikut:
Liputan lebih lengkap terkait seminar ini bisa Anda simak melalui publikasi PA21 Edisi 20 / Oktober 2018. |
INDONESIA CHRISTIAN DIGITAL WATCH (ICDW)
Tiga Aplikasi iOS Terbaru dari SABDA Sebagai bagian dari rangkaian perayaan ulang tahun Yayasan Lembaga SABDA sepanjang Oktober 2018, Tim ITS YLSA meluncurkan 3 aplikasi baru untuk platform iOS. Ketiga aplikasi tersebut adalah Alkitab Yang Terbuka, Alkitab AYT Bergambar, dan Renungan e-SH/Santapan Harian. Ketiga aplikasi ini sudah lama tersedia untuk pengguna Android, dan sekarang, pengguna iOS pun bisa menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut untuk belajar firman Tuhan dengan gawai mereka. Berikut kami sajikan ulasan singkat mengenai masing-masing aplikasi tersebut. 1. Alkitab Yang Terbuka Sesuai namanya, aplikasi sederhana ini merupakan aplikasi pembaca teks Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru versi Alkitab Yang Terbuka, yang memiliki sifat "SETIA, JELAS, dan RELEVAN". Meski tidak dirancang untuk studi Alkitab secara mendalam, aplikasi ini memiliki beberapa fitur yang akan sangat menolong pengguna lebih memahami teks Alkitab. Setiap pasal dalam Alkitab dilengkapi dengan garis besar pasal untuk menolong pembaca mengerti gambaran umum tentang pasal terkait. Terdapat juga catatan kaki untuk istilah-istilah kunci atau sulit guna menolong pembaca memahami ayat terkait secara lebih kaya. Fitur-fitur lain yang terdapat dalam aplikasi ini antara lain: pencarian kata, pembatas halaman, catatan, sorotan, dst.. 2. Alkitab AYT Bergambar Aplikasi Alkitab AYT Bergambar secara dasar memiliki mesin dan fungsi yang sama dengan aplikasi Alkitab Yang Terbuka, tetapi dilengkapi dengan 1.449 gambar/ilustrasi yang dapat membantu pembaca lebih memahami kisah/narasi dalam Alkitab. Aplikasi ini paling cocok digunakan untuk membantu anak-anak belajar membaca, memahami, dan mencintai Alkitab. Dengan gambar yang menarik dan interaktif, membaca Alkitab bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu. 3. Renungan e-SH/Santapan Harian Aplikasi Renungan e-SH menyediakan 365 bahan saat teduh harian untuk satu tahun dan 6.000+ bahan saat teduh dari arsip e-SH yang telah disusun berdasarkan kitab-kitab dalam Alkitab (Kejadian -- Wahyu). Keistimewaan renungan e-SH adalah pada kesetiaannya membahas teks Alkitab secara eksposisi sehingga pengguna dapat belajar firman Tuhan secara lebih mendalam. Aplikasi ini juga memberikan langkah-langkah belajar Alkitab dengan metode BGA (Baca Gali Alkitab), yaitu sebuah eksegesis praktis yang memudahkan pengguna mengungkap isi perikop dalam Alkitab secara menyeluruh, menemukan intisari Alkitab dan maknanya. 4. [BONUS] Alkitab Multiversi Aplikasi Alkitab Multiversi untuk iOS merupakan aplikasi pembaca teks Alkitab dengan empat versi terjemahan yang berbeda, yaitu Terjemahan Baru, Alkitab Yang Terbuka, Modified Indonesian Literal Translation, dan Shellabear. Aplikasi ini dirancang untuk menolong pengguna mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang suatu ayat dengan membandingkan versi-versi terjemahan yang berbeda untuk ayat tersebut. Perbandingan ayat bisa dilakukan dengan dua cara: 1) membuka dua panel teks Alkitab dari versi yang berbeda sekaligus atau dengan 2) membandingkan semua versi secara ayat per ayat. Lebih banyak versi akan ditambahkan seiring berjalannya waktu. |
DIGITAL MINISTRY
Terdapat sebuah artikel menarik di Wall Street Journal yang berjudul The Six Laws of Technology Everyone Should Know (Enam Hukum Teknologi yang Perlu Diketahui oleh Semua Orang). Artikel tersebut didasarkan pada tulisan Melvin Kranzberg, seorang profesor sejarah teknologi di Georgia Institute of Technology. Dia menulis tentang hukum-hukum tersebut 30 tahun yang lalu berdasarkan contoh-contoh yang diambil dari Perang Dingin. Akan tetapi, hukum-hukum itu telah menjadi legendaris di antara para praktisi teknologi, dan berfungsi sebagai semacam Sumpah Hippokrates bagi semua orang yang membangun/menciptakan berbagai hal. Daftar itu menarik dan layak untuk direnungkan secara mendalam.
Artikel ini merupakan tulisan yang sangat baik untuk memahami lebih banyak tentang teknologi. Namun, bagaimana jika artikel ini dikaitkan dengan konteks kekristenan? Apa dampaknya untuk gereja? Bagaimana orang Kristen bisa menerapkannya dalam kehidupan pelayanan mereka? Artikel-artikel semacam inilah yang menjadi alasan lahirnya publikasi IT-4-GOD, yaitu untuk menggumulkan tentang bagaimana teknologi bisa dipakai untuk Tuhan. Bagaimana respons Anda setelah membaca artikel ini? Bagikanlah perenungan Anda kepada orang-orang di sekitar Anda. |
BERITA IT-4-GOD
|