Selain menghadiri persekutuan pemuda di GKA Abdi Sabda, tim Apps4God juga berkesempatan melakukan wawancara dengan Sdr. Yeremia Yordan Putra (mahasiswa praktik dari STT Amanat Agung) dan Sdri. Ima (pengurus bidang koinonia) di gereja GKA Abdi Sabda. Mereka berdua terlibat dalam pelayanan pemuda di GKA Abdi SABDA dan memiliki perhatian terkait dengan isu teknologi yang sejalan dengan gerakan "Apps4God". Berikut petikan wawancara yang kami lakukan.
1. Beberapa minggu terakhir ini, Anda mulai mengangkat tema teknologi sebagai materi khotbah untuk pemuda, bisa diceritakan apa yang menjadi alasan pemilihan tema tersebut?
Yeremia: Tahun ini, kami dari pengurus mengangkat tema "Jangan Menyia-nyiakan Hidupmu" atau "Don't Waste Your Life" dari bukunya John Piper sebagai tema besar. Sepanjang tahun ini, kami mencoba menjelaskan apa sih (masalah-masalah) yang terkait dengan kehidupan anak muda sehingga mereka tidak menyia-nyiakan hidupnya. Kami mencoba memikirkan tema yang berkaitan erat dengan kehidupan anak muda, salah satunya adalah teknologi.
Kami membahas tema teknologi selama sebulan. Kami membagi tema tersebut ke dalam dua topik. Pertama, "God and Google", yang lebih mengarah pada bagaimana remaja memahami bahwa dalam hidup ini Allah menyisakan sebagian misteri kepada manusia. Kedua, "Awas Belenggu Teknologi", yang kesannya lebih negatif. Kami coba mulai mengangkat tema teknologi karena kalangan pemuda saat ini identik dengan generasi Y dan Z, generasi yang kehidupannya tidak lepas dari (arus) digitalisasi.
2. Kalau Anda sendiri memandang teknologi itu seperti apa?
Yeremia: Saya memandang teknologi itu seperti memiliki dua wajah, penggambarannya seperti mitologi Dewa Janus yang memiliki dua wajah. Teknologi bisa bersifat destruktif, bisa menghancurkan. Dan, teknologi bisa bersifat konstruktif karena teknologi pada dasarnya netral tergantung siapa yang mengendalikan. Teknologi bisa jadi konstruktif kalau bisa digunakan sebijak mungkin, seperti teman-teman dari Yayasan SABDA yang sudah mulai bergerak di bidang pelayanan digital. Menurut saya, tema ini penting karena anak-anak remaja setiap hari menggunakan gawai. Gawai menjadi teman bermain mereka.
3. Bagaimana respons dari kalangan remaja tentang khotbah-khotbah bertema teknologi?
Yeremia: Mungkin sejauh ini kami belum mengadakan survei soal itu.
Ima: Sangat membantu, apalagi teknologi kalau tidak digunakan dengan bijak bisa memengaruhi kita juga. Seperti yang disebutkan dalam khotbah yang lalu, saya lebih diingatkan kalau gawai itu bisa membuat kita terlena. Kehidupan saat teduh kita bersama Tuhan bisa tergeser atau berkurang karena kita sering memakai gawai. Apalagi membaca renungan menggunakan gawai lebih sulit karena banyaknya gangguan (notifikasi dari berbagai aplikasi yang ada -- Red.). Menurut saya, tema teknologi penting dimasukkan dalam khotbah karena kalau kita tidak dibekali dengan pengertian yang benar, hidup kita menjadi tidak sesuai dengan kebenaran Allah.
4. Apakah penggunaan teknologi dalam pelayanan mendesak menurut Anda?
Yeremia: Menurut saya, mendesak dan relevan karena memang Injil harus selalu kontekstual. Di mana Injil ada, ia harus mengakar pada budaya setempat. Dan, kita tahu generasi apa yang kita hidupi saat ini. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengemas ulang Injil, bukan mengganti esensi Injil itu supaya diterima kalangan masa kini yang mau tidak mau harus melalui teknologi. Tidak mungkin kita menyampaikan Injil dengan sesuatu yang asing bagi mereka, bukan?
5. Apa harapan Anda terhadap gereja terkait tema ini?
Yeremia: Harapannya supaya ada kerja sama antara gereja ini dan tim Apps4God dalam memperkenalkan penggunaan teknologi secara bijak. Jika tidak, pemuda gereja bisa menjadi generasi yang hilang.