Apps4God

Submitted by admin on Fri, 04/13/2018 - 12:00

Sekarang ini, anak-anak memiliki banyak pilihan terkait membaca Alkitab. Mereka bisa membacanya dalam bentuk cetak atau secara digital melalui ponsel, tablet, atau laptop mereka.

Namun, mana yang lebih baik untuk anak-anak? Anda akan mendapati beragam pendapat ketika Anda menanyakan pertanyaan ini.

Mari kita membicarakannya. Mana yang lebih baik untuk anak-anak? Alkitab cetak atau Alkitab digital?

Pertama-tama, mari kita menetapkan dasarnya. Alkitab adalah firman Allah terlepas dari pada media apa ia dituliskan. Firman itulah yang membuatnya menjadi Alkitab, bukan bentuk yang menampilkan firman tersebut.

Kita tahu bahwa Sepuluh Perintah Allah dituliskan pada loh-loh batu.

Seiring dengan berkembangnya "teknologi" dari loh batu ke kertas papirus, para penerjemah mulai menulis Alkitab dalam bentuk ini. "Kertas" papirus dibuat dari tanaman papirus. Jelas sekali, lebih mudah untuk menulis pada kertas tersebut, dan ia juga bisa digulung menjadi "gulungan", yang tentu saja lebih mudah disimpan dan dibawa-bawa.

Selama masa ini, perkataan-perkataan Alkitab juga dituliskan pada perkamen dan vellum. Media-media ini merupakan kulit binatang. Perkamen dibuat dari kulit binatang seperti kerbau dan kambing. Vellum dibuat dari kulit berkualitas terbaik pada masa itu, seperti kulit anak lembu. Media-media ini juga bisa digulung menjadi gulungan.

Meski gulungan terus digunakan, bentuk baru yang disebut codex diperkenalkan. Codex dibuat dari dari sekelompok halaman yang dijilid bersama-sama, yang dibuka dengan sebuah engsel. Secara dasar, codex merupakan sebuah buku.

Codex (buku) mulai menjadi populer dan mulai menggantikan gulungan. Cukup menarik, ketika buku mulai diperkenalkan, orang-orang yang lebih konservatif dan terbiasa menggunakan gulungan enggan meninggalkan bentuk gulungan dan memberikan perlawanan terhadap perubahan bentuk tersebut.

Perubahan besar lainnya adalah transisi dari bentuk tulisan tangan ke tulisan ketikan. Gutenberg secara umum terakreditasi dengan buku pertama di dunia yang dicetak dengan ketikan yang dapat digerakkan. Buku itu adalah Alkitab Gutenberg.

Dengan demikian, selama ratusan tahun, orang-orang Kristen telah membaca Alkitab dalam bentuk buku cetak.

Akan tetapi, pergeseran lain sedang terjadi dalam beberapa dekade belakangan ini. Dengan perkembangan pesat teknologi, firman Allah bisa tersedia dalam bentuk digital. Ditambah lagi, banyak orang membaca Alkitab dengan cara demikian.

Pada 2014, penelitian Barna menemukan bahwa di antara orang-orang yang membaca Alkitab:

  • 44 persen membacanya melalui internet
  • 35 persen membacanya melalui ponsel pintar
  • 24 persen membacanya melalui tablet
  • 86 persen mengatakan bahwa mereka membacanya secara rutin dalam bentuk digital
  • 57 persen mengatakan bahwa mereka lebih banyak membacanya dalam bentuk digital daripada cetak

Akan tetapi, survei tersebut juga menemukan bahwa:

  • 89 persen membacanya dalam bentuk cetak juga
  • 84 persen lebih menyukai bentuk cetak

Hal ini merefleksikan adanya penggunaan campuran. Anda bisa menyebutnya situasi hibrida. Meski orang-orang membaca Alkitab lebih dan lebih sering dalam bentuk digital, preferensi untuk salinan cetak daripada digital juga masih tetap kuat.

Oleh karena itu, pertanyaan ini perlu ditanyakan: Alkitab cetak atau digital? Mana yang lebih baik untuk anak-anak? Saya kira pertanyaan ini harus dijawab dengan menanyakan lebih banyak pertanyaan. Mari kita berbicara tentang pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Mengapa pilihan format menolong anak-anak mengingat Alkitab dengan lebih baik? Di antara orang-orang yang disurvei, 57 persen mengatakan bahwa itu tidak membuat perbedaan.

Barangkali, pertanyaan ini lebih tentang bagaimana setiap anak mengingat dengan cara terbaik. Beberapa anak mengingat dengan sangat baik dengan membaca dan mempelajari kartu indeks dalam bentuk cetak. Yang lain, mengingat dengan sangat baik dengan permainan-permainan memori digital atau aplikasi-aplikasi memori Alkitab.

Bentuk/format mana yang akan lebih sering dibaca oleh anak-anak? 51 persen dari orang-orang yang disurvei mengatakan bahwa memiliki Alkitab dalam bentuk digital menolong mereka untuk membacanya lebih sering. Itu masuk akal. Coba pertimbangkan. Anak-anak selalu membawa ponsel pintar, tablet, atau komputer mereka ke mana-mana. Mereka tidak selalu membawa salinan cetak Alkitab bersama-sama dengan mereka.

Ini akan memberi mereka lebih banyak kesempatan untuk membaca Alkitab. Mereka lebih cenderung membaca Alkitab di sekolah melalui ponsel pintar mereka daripada membawa salinan cetaknya dan membacanya.

Bentuk/format mana yang akan lebih banyak digunakan di gereja? Jelas sekali, ini tergantung gerejanya dan apa yang ditekankan oleh gereja tersebut. Jika gereja dari anak memiliki budaya "bawalah Alkitab cetak Anda ke gereja dan siap sedialah untuk membukanya," anak-anak akan lebih cenderung membaca salinan cetak mereka.

Jika gereja memiliki budaya "bacalah ayat-ayat Alkitab pada layar", anak-anak akan lebih cenderung membaca Alkitab secara digital ketika mereka berada di sana.

Bentuk/format mana yang akan menolong anak mengenal Alkitab dengan lebih baik? Di sinilah, penemuannya menjadi menarik. Suatu studi baru menunjukkan bahwa mungkin terdapat perbedaan dalam cara anak-anak belajar dari setiap bentuk. Para peneliti mempelajari 102 balita dalam rentang usia 17 -- 26 bulan.

Orang tua mereka diminta untuk membacakan buku-buku yang identik dalam bentuk cetak dan elektronik kepada mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa para balita yang membaca buku-buku elektronik memberikan perhatian yang lebih banyak, berpartisipasi dalam lebih banyak halaman (yang dibuka), dan memberikan komentar-komentar yang lebih terkait dengan konten. Mereka juga lebih sering mengidentifikasi karakter-karakter dalam buku.

Ini dapat dipahami. Anak-anak pada masa kini merupakan digital natives, dan menggunakan bentuk-bentuk digital itu sama alaminya dengan bernapas bagi mereka. Mereka berinteraksi dengan bentuk-bentuk digital dalam bidang-bidang lain dalam kehidupan mereka. Membaca Alkitab secara digital tersinkronisasi dengan gaya hidup.

Bentuk/format mana yang akan lebih banyak membuat orang tua terlibat dalam mendidik anak-anak mereka? Orang tua anak-anak pada masa kini adalah orang-orang Millenial. Studi menunjukkan bahwa orang tua dari generasi Millenial menunjukkan preferensi yang lebih kuat terhadap bentuk-bentuk digital daripada yang ditunjukkan oleh generasi-generasi yang lebih tua. Masuk akal apabila mereka akan lebih terlibat dalam membaca firman Allah dengan anak-anak mereka jika pembacaan itu dilakukan dengan bentuk yang mereka semua gunakan lebih sering.

Saya yakin bahwa masalah terbesarnya bukanlah bentuk apa yang digunakan anak untuk membaca dan mempelajari Alkitab, melainkan apakah mereka benar-benar melakukannya. Kita tahu bahwa kebutahurufan alkitabiah adalah tantangan besar yang sedang kita hadapi, dan membuat supaya anak-anak dan orang tua terlibat dengan firman Allah adalah hal yang terpenting, terlepas dari bentuk apa yang mereka gunakan.

Entah mereka membaca Alkitab secara digital atau cetak, atau dua-duanya, mari kita mendorong anak-anak dan orang tua untuk terlibat dengan firman Allah.

Sekarang adalah giliran Anda.

Bentuk mana yang akan Anda gunakan secara pribadi untuk membaca firman Allah? Cetak? Digital? Dua-duanya?

Menurut Anda, ke arah manakah kita sedang menuju? Apakah cetak akan benar-benar ditinggalkan? Apakah digital akan mendominasi? Apakah kita akan terus menggunakan dua-duanya? (t/Odysius)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Ministry Today Magazine
Alamat situs : https://ministrytodaymag.com/life/youth/24764-print-or-digital-bible-mdash-which-is-better-for-kids
Judul asli artikel : Print or Digital Bible—Which Is Better for Kids?
Penulis artikel : Dale Hudson
Tanggal akses : 7 April 2018