Apps4God

Submitted by admin on Fri, 10/16/2015 - 12:00

Tim Jore, Direktur Eksekutif "Distant Shores Media", memiliki latar belakang sebagai peneliti linguistik dan penerjemahan Alkitab. Beberapa tahun yang lalu, beliau beserta istrinya pernah tinggal di negara yang teknologinya belum maju (namun sekarang sudah dibanjiri dengan ponsel). Ketika Tim Jore pindah pelayanan ke Asia Tenggara, dia dikagetkan dengan banyaknya orang yang memiliki ponsel. Bukan hanya ponsel-ponsel biasa, tetapi cukup banyak yang memiliki ponsel yang canggih, yang bisa menyimpan data dan memutar audio maupun video. Dari pengalaman ini, Tuhan menyadarkannya bahwa ponsel telah membuka peluang terbesar bagi kemajuan Injil sejak zaman percetakan Guttenberg. Dengan pimpinan Tuhan, Tim Jore mulai mengalihkan pelayanannya untuk menggunakan ponsel sebagai alat bagi kemajuan pelayanan Tuhan di gereja-gereja yang dia layani.

Ponsel adalah "teknologi pribumi" yang telah menyebar ke seluruh dunia, artinya bahwa ponsel telah menjadi "milik" hampir semua budaya yang ada di dunia ini. Memiliki ponsel merupakan kebutuhan yang didorong oleh usaha mandiri -- mereka membeli dengan uang mereka sendiri, memperbaikinya sendiri jika ponselnya hilang atau rusak, dan membeli lagi yang baru jika mereka sendiri menginginkannya. Fakta-fakta ini yang membuat Tim Jore melihat bahwa ponsel akan menjadi alat pelayanan yang efektif. Namun demikian, ada 2 hambatan utama yang ditemui untuk menerapkan pelayanan mobile yang efektif ini. Pertama, hanya ada sedikit pengembang ponsel yang mau berfokus pada misi. Kedua, kurangnya kesadaran orang Kristen terhadap potensi ponsel bagi pelayanan.

Tim Jore sangat mendorong orang-orang yang tergerak dalam pengembangan pelayanan di bidang 'mobile' untuk terus mempelajari HTML5, CSS3, Javascript karena banyak telepon canggih yang akan memakai teknologi tersebut. Bahkan, telepon yang tidak canggih pun akan memakai teknologi tersebut. Salah satu pelajaran penting yang didapatkan Tim Jore ketika bergerak dalam pelayanan 'mobile' adalah "masa depan gereja global masih terbuka lebar". Namun sejalan bergeraknya pelayanan 'mobile', Tim Jore baru menyadari bahwa masalah hak cipta ternyata menjadi penghambat dalam pengembangan pelayanan mobile. Tim Jore harus mengganti total sebuah proyek utamanya pelayanan 'mobile'nya karena tidak mendapatkan izin untuk menggunakan sumber bahan yang diinginkan, atau mengaplikasikan hak cipta tersebut untuk diterjemahkan ke ribuan bahasa lain yang dapat menjangkau ratusan juta konsumen. Kesadaran tersebut memotivasinya untuk meluncurkan proyek Door43 (http://door43.org/), dengan motto: "Sumber bahan pemuridan yang tak terbatas, untuk semua bahasa, untuk semua ponsel".

Tim Jore sangat rindu melihat gereja saling melayani satu dengan lain terutama dalam bidang 'mobile'. Ada kesempatan besar untuk membuat software pelayanan 'mobile' secara 'opensource', yang memungkinkan orang lain untuk belajar dan menggunakan bahan-bahan yang telah tersedia tanpa hambatan. Tim Jore mengingatkan bahwa pelayanan bukanlah sebuah kompetisi untuk merebut pangsa pasar, tetapi sebuah kompetisi antara Gereja dan musuhnya (iblis) yang akan menghalangi penyebaran Injil. Seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 9:12, "kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus". Jika kita bekerja bersama-sama, maka kita akan melihat kemajuan pelayanan yang luar biasa bagi Kerajaan Allah.

Diambil dari:
Arsip publikasi: ICW, edisi 1202
Alamat URL: http://icw.sabda.org/index.php?n=t_artikel&id=200