Metaverse menghadirkan situasi yang menarik bagi orang tua. Dengan diperkenalkannya hal metaverse, garis antara nyata dan virtual semakin kabur dari hari ke hari. Itulah mengapa penting bagi orang tua untuk memiliki pemahaman yang baik tentang batasan bagi keluarga Anda.
Ada beberapa topik yang menimbulkan banyak pertanyaan atau kekhawatiran bagi orang tua seperti halnya teknologi. Metaverse adalah salah satu kemajuan teknologi terbaru yang menciptakan kecemasan bagi orang tua. Dianggap sebagai evolusi lanjutan dari internet, metaverse membawa potensi guncangan hebat untuk anak-anak kita. Selain itu, metaverse berdampak pada bagaimana kita dapat berinteraksi dalam ruang digital pada masa mendatang.
Sebagaimana perusahaan-perusahaan seperti Facebook (sekarang Meta) dan Google berebut untuk memiliki pengaruh dalam lanskap metaverse yang semakin berkembang, anak-anak kitalah yang menjadi pusat percakapan ini. Pada titik ini, korelasi antara waktu di depan layar dan kesehatan mental tidak dapat disangkal. Terutama, pada remaja, bahkan anak-anak yang lebih muda.
Namun, apa yang terjadi ketika waktu di depan layar berubah?
Dengan metaverse, waktu di depan layar bergeser dari hanya scrolling dan mengeklik yang relatif statis ke pengalaman mendalam yang merangsang setiap indra kita. Pada era teknologi kita yang berkembang ini, garis antara yang nyata dan virtual kurang jelas. Dengan diperkenalkannya metaverse, garis itu hanya akan semakin tidak jelas.
Itulah sebabnya, mengapa penting bagi Anda sebagai orang tua untuk memiliki pemahaman yang baik tentang metaverse, potensinya, dan rencana Anda untuk merespons hal tersebut untuk kepentingan masa depan keluarga dan anak-anak Anda.
Apa itu Metaverse?
Seperti biasa, dengan kemajuan teknologi, sulit untuk mendefinisikan secara universal suatu produk baru sebelum mereka tertanam dalam budaya kita. Bagi sebagian orang, metaverse mungkin hanya menyertakan headset realitas virtual dan berbagai jenis game. Bagi yang lain, metaverse sedikit lebih kompleks dan komprehensif.
Di PluggedIn, tim editorial kami mendefinisikan metaverse sebagai "realitas digital alternatif di mana orang dapat bekerja, bermain, dan bersosialisasi." Sepintas tampaknya tidak berbahaya, bukan?
Tim kami melanjutkan bahwa, "Anda dapat menganggap metaverse sebagai restrukturisasi web sedemikian rupa sehingga Anda dapat melangkah ke dalamnya dan berinteraksi seolah-olah Anda bermain peran di dunia tersebut."
Di metaverse baru, Anda akan dapat melakukan hampir semua hal dari mana saja, berdasarkan kemampuan komputer dan perangkat lunak Anda. Tampaknya, satu-satunya batasan adalah waktu, uang, dan imajinasi Anda.
Di situlah hal-hal mulai menjadi sedikit menakutkan ketika Anda mempertimbangkan konsekuensi dari metaverse.
Cara Mengakses Metaverse
Saat ini, metaverse utamanya dapat diakses melalui headset realitas virtual, smartphone, dan komputer. Untuk lebih jelasnya, tidak ada metaverse tunggal. Tetapi, ada beberapa platform di berbagai situs untuk mengakses setiap metaverse.
Misalnya, ada platform yang relatif bersifat ramah untuk keluarga seperti Minecraft atau Roblox yang dapat dianggap sebagai metaverse. Pada tingkatan yang lebih besar, Horizon Worlds baru dari Facebook adalah metaverse yang sengaja dirancang untuk orang dewasa. Tim PluggedIn kami meninjau Horizon Worlds jika Anda ingin mempelajarinya lebih lanjut (https://pluggedin.com/blog/facebooks-new-horizon-worlds).
Karena metaverse masih relatif baru dalam lingkup besar pengalaman digital, regulasi dan moderasinya masih dalam pengembangan. Yang berarti juga bahwa mudah untuk menghindari beberapa aturan yang ada saat ini.
Anak-anak dan Metaverse
Horizon Worlds dari Facebook membuat studi kasus yang menarik (dan berpotensi meresahkan) tentang hubungan antara anak-anak dan metaverse. Horizon Worlds seharusnya hanya untuk orang dewasa. Bahkan, ini terbatas untuk orang dewasa berusia 18 tahun ke atas. Namun, menurut sebagian besar akun, anak-anak tampaknya menjadi pengguna utama platform metaverse ini.
The Washington Post melaporkan beberapa kekhawatiran dan ketakutan yang lebih besar dari lanskap realitas virtual yang mencampuradukkan anak-anak dengan orang dewasa yang tidak dikenal. Will Oremus menulis, "... dalam dunia maya yang sebagian besar dimoderasi sendiri, perusahaan secara tidak sengaja menciptakan arena berburu bagi predator seksual."
Kekhawatiran awal lainnya menunjukkan dengan tepat kemampuan pengguna metaverse untuk membuat avatar fiktif di dunia fiksi. Dengan menargetkan anak-anak, kemampuan untuk memproyeksikan versi diri Anda yang berbeda dalam lanskap metaverse memiliki peluang bagus untuk memengaruhi pandangan mereka tentang identitas mereka saat mereka tidak lagi online.
Kekhawatiran mengenai kondisi kesehatan mental umum muncul ketika psikolog dan ilmuwan mempertanyakan efek metaverse pada anak-anak. Kesendirian. Isolasi. Citra tubuh. Paparan konten yang tidak pantas. Hal-hal ini hanyalah beberapa dari potensi efek samping metaverse pada anak-anak.
Bahaya Metaverse
Kita sudah tahu ada risiko signifikan yang melibatkan media sosial, remaja, dan kesehatan mental mereka. Secara khusus, dampak negatif Instagram terhadap kesehatan mental remaja putri. Sekali lagi, tim PluggedIn kami menulis panjang lebar tentang potensi efek samping negatif dari metaverse pada kesehatan mental praremaja dan remaja di sini.
Namun, ada beberapa bahaya lain dari metaverse yang membutuhkan kepekaan dan perhatian Anda.
Verifikasi Usia
Di seluruh platform media sosial, verifikasi usia sering kali tidak dapat diandalkan dan tidak akurat. Selain itu, ini tidak menjadi penghalang untuk mencegah anak-anak kecil mengakses berbagai permainan, platform, dan akun lain yang ditujukan untuk orang dewasa. Metaverse perlu berupaya keras untuk membuat strategi verifikasi usia. Untuk saat ini, sepertinya belum ada solusi yang cukup diterima secara universal atau berhasil untuk jenis aturan ini.
Risiko Psikologis
Studi yang muncul menyajikan korelasi potensial antara aktivitas metaverse dengan peningkatan perilaku merusak dan keterpisahan dari kenyataan. Ketakutannya adalah bahwa aktivitas metaverse tidak hanya akan meningkatkan kesepian, tetapi juga dapat meningkatkan perilaku merusak.
Risiko Privasi
Metaverse didasarkan pada personalisasi. Namun, ketika branding dan iklan berusaha untuk masuk ke dalam metaverse, menjaga privasi anak-anak Anda akan lebih sulit. Saat pengguna menyesuaikan pengalaman metaverse mereka, mereka akan meninggalkan jejak digital yang dapat dengan mudah dilacak oleh perusahaan data yang tidak selalu transparan.
Keterpaparan terhadap Konten Gambar Seksual
Secara keseluruhan, metaverse tidak diatur hukum manapun. Di tempat yang tidak memiliki aturan atau moderasi yang jelas, konten seksual eksplisit biasanya akan menghampiri. Sekali lagi, di dunia di mana segala sesuatu dapat dibuat, klub strip virtual atau simulasi tindakan seksual bukanlah ide yang jauh dari kenyataan, yang dapat ditemui oleh pengguna mana pun.
Apa yang Orang Tua Dapat Lakukan tentang Metaverse
Jelas bahwa metaverse mengandung potensi sisi gelap dari kontennya yang menarik dan fitur-fiturnya yang dapat membuat dunia baru. Tidak ada peraturan atau moderasi manapun yang dapat menggantikan peran Anda dalam kehidupan anak-anak Anda.
Anda mungkin merasa kewalahan dengan gagasan metaverse. Namun, saran, nasihat, dan bimbingan yang Anda berikan untuk anak-anak praremaja atau remaja Anda dapat menetapkan batasan yang efektif dalam mereka berinteraksi dengan metaverse dan realitas virtual.
- Tetapkan batasan yang baik. Namun, yang lebih penting adalah tetap berpegang pada batasan tersebut. Fokus pada kapan, di mana, dan seberapa banyak akses yang dimiliki anak-anak Anda ke pengalaman online seperti metaverse.
- Jaga komunikasi dengan anak-anak Anda. Sangat mudah untuk mengabaikan teknologi, terutama jika Anda tidak secara langsung memiliki atau menggunakannya. Namun, penting bagi Anda untuk mengetahui aktivitas online anak-anak Anda dan minat mereka saat menggunakan internet.
- Bangun kepercayaan dengan menghabiskan waktu bersama anak-anak Anda. Hanya ada sedikit kebiasaan yang lebih berdampak untuk dikembangkan dalam keluarga Anda dibandingkan kebiasaan mendengarkan. Dengarkanlah anak-anak Anda. Kemudian, carilah pilihan hiburan yang bisa Anda nikmati bersama. Dengan demikian, Anda dapat membangun kepercayaan ketika anak-anak Anda mulai membuat pilihan hiburan mereka sendiri pada masa mendatang.
Pemikiran Terakhir tentang Metaverse
Keselamatan anak-anak Anda, baik pada masa mendatang maupun sekarang, dimulai di rumah Anda. Pendekatan Anda penting, dan bersikap diam atau mengabaikan topik ini mengomunikasikan pesan yang sama. Meskipun metaverse mungkin tampak sebagai hal yang misterius atau semacam penemuan fiksi ilmiah yang jauh, hal itu dan hal-hal baru teknologi selanjutnya tidak hanya akan berdampak di dunia virtual, tetapi juga di dunia nyata.
Sebagai orang Kristen, dunia nyata adalah dunia yang kita pedulikan. Itu tidak berarti bahwa kita mengabaikan hiburan atau menarik diri sepenuhnya dari tren terbaru dunia. Namun, kita perlu melangkah hati-hati disertai dengan kepekaan untuk membedakan, dan dengan kesadaran akan tuntunan Roh Kudus. Akhirnya, mengajari anak-anak Anda bagaimana melakukan hal yang sama akan mengungkapkan bagaimana cinta dan perhatian Anda kepada mereka lebih dari sekadar persetujuan ya atau tidak. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Focus on the Family |
Alamat situs | : | https://focusonthefamily.com/parenting/topic/technology-and-entertainment/what-parents-should-know-about-metaverse |
Judul asli artikel | : | What Parents Should Know about the Metaverse |
Penulis artikel | : | Jackson Greer |