Apps4God

Submitted by admin on Sun, 01/31/2016 - 12:00
instagram twitter facebook APPPSLIVE EDISI 11 [JANUARI 2016]
apps4god
APPPS LIVE
(Aplikasi Pelayanan Proyek Program Sabda)

DAFTAR ISI

1. REPORTASE

App-alks: YMC Semarang: Bermisi Sesuai Zamannya

App-ech: SABDA Cloud, Mengelola Pelayanan Digital

2. KOMUNITAS

Umpan Balik Situs 1001 jawaban

3. PELAYANAN / PROYEK / PROGRAM

App-Interview: Situs 1001 Jawaban, Pelayanan Masa Kini

Virtual Reality untuk Tuhan ... Mungkinkah?

4. ARTIKEL+

Konsekuensi Rohani dari Kecanduan Teknologi

EDITORIAL

Salam Sahabat Apps4God,

Tanah Air kita Indonesia sedang ramai membicarakan fenomena-fenomena yang berkaitan dengan teknologi. Pertama, hebohnya lengan mesin buatan "Iron Man Bali" I Wayan Sutawan untuk menggerakkan tangannya yang lumpuh karena penyakit stroke. Sampai sekarang masih menjadi perdebatan apakah lengan robot itu benar berfungsi atau cuma akal-akalan saja. Kedua, perakit televisi Kusrin yang produknya sempat dimusnahkan Kejaksaan karena terdiri dari beragam perangkat bekas. Saat ini, Kusrin berhasil memperoleh label SNI untuk karyanya dan sedang membangun kembali bisnisnya. Pesan yang kita bisa petik dari dua kejadian ini adalah: kesadaran masyarakat akan teknologi semakin meningkat. Semoga, lambat tapi pasti, masyarakat Indonesia yang bermental pemakai beralih menjadi pembuat teknologi yang kreatif, sebuah tanda dari bangkitnya generasi digital. Munculnya orang-orang seperti ini menimbulkan satu pertanyaan, apakah kita orang Kristen siap menjadi garam, yang menjadi dampak bagi generasi ini? Untuk menjawabnya, kita bisa mulai dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana: apa saja aplikasi yang kita pakai di hp kita? Apakah kita melihat apa yang dilakukan keluarga, teman, atau anak-anak kita di media sosial?

Semakin kita memahami manfaat yang baik dari teknologi, semakin kita tahu bagaimana melayani di era digital ini. Dalam edisi ini Redaksi akan berbagi seputar pelayanan-pelayanan yang memberdayakan teknologi mutakhir seperti komputasi awan (cloud computing) dan realitas maya (virtual reality), serta bagaimana menyikapi kecanduan gawai dengan bijak. Semoga memberi inspirasi dalam menjalani hidup orang percaya di era teknologi. Tuhan memberkati.

In Christ,

Harjono Harjono Honoris,
Pemimpin Redaksi APPPS LIVE
jono@in-christ.net

REPORTASE

App-alks: YMC Semarang: Bermisi Sesuai Zamannya

image: SABDA Cloud

Pada tanggal 25 -- 27 Januari 2015, tim Apps4God berkesempatan untuk mengikuti Youth Mission Conference di Semarang. Dalam acara ini, kami memberikan edukasi kepada para pemuda yang hadir untuk sigap menggunakan teknologi sebagai sarana mengabarkan Injil. Perkembangan teknologi terkini seperti apps, medsos, digital, dan teknologi mobile telah terbukti digunakan dengan efektif oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Sebagai pemuda gereja, apakah para peserta masih akan "duduk manis" dan menggunakan teknologi hanya untuk kesenangan pribadi dan hal-hal yang tidak bernilai kekal? Tim Apps4God memaparkan teknologi-teknologi apa saja yang sedang berkembang saat ini dan bagaimana peserta dapat menyiasatinya untuk penginjilan. Teknologi hanyalah alat, yang harus digunakan untuk tujuan yang baik. YLSA telah menyediakan berbagai bahan, sarana, dan infrastruktur untuk memanfaatkan teknologi bagi rencana kekekalan Allah. Dengan bahan-bahan yang tersedia, seperti Alkitab audio, situs e-Misi, apps-apps rohani Kristen, DVD pelayanan anak, konseling Kristen, dan pelajaran Alkitab audio, dsb.., para peserta didorong untuk menggunakannya dengan efektif bagi penjangkauan jiwa dan pengenalan akan Allah.

Kami bersyukur karena sejak dari pembukaan sampai penutupan, para pembicara mengatakan bahwa orang Kristen zaman ini harus menggunakan cara-cara baru untuk menginjili. Penggunaan teknologi merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian serius dari para pemuda jika mereka ingin menjadi duta dalam misi penyelamatan generasi mereka. "Pemuda Kristen Indonesia tidak boleh lamban menyikapi perubahan zaman, karena teknologi makin maju. SABDA sudah menyediakan berbagai bahan dan teknologi yang dapat digunakan untuk pelayanan. Manfaatkan itu sebaik-baiknya," tutur salah satu pembicara dalam khotbah penutupan acara YMC Semarang ini. Kiranya, Roh Kudus, melalui acara ini, menggerakkan dan membakar hati pemuda yang hadir untuk bergerak cepat mengabarkan Kristus kepada generasi mereka, yaitu generasi digital bagi kemuliaan Tuhan.

Lihat Liputan YMC Semarang

App-ech: SABDA Cloud, Mengelola Pelayanan Digital

image: SABDA Cloud

Alangkah baiknya jika firman Tuhan bisa diakses kapan saja, dimana saja sesuai kebutuhan. Dalam konteks zaman ini, "tersedia di mana saja" itu berarti bisa didapatkan lewat internet melalui berbagai alat, baik PC, tablet, atau smartphone. Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), pencetus gerakan Apps4God di Indonesia, terus memanfaatkan teknologi terkini untuk mengelola bahan-bahan pelayanan digital agar bisa diakses seluas mungkin oleh masyarakat Kristen. YLSA hingga saat ini dikenal sebagai yayasan yang menyediakan kekayaan bahan-bahan kekristenan. Bahan-bahan tersebut telah dikategorikan dalam berbagai bidang pelayanan, yaitu biblika, misi, konseling, anak, remaja, wanita, penulis, kepemimpinan dan masih banyak lagi. YLSA juga telah memanfaatkan berbagai media, dari ebook, audio, video klip, sampai aplikasi smartphone. Dengan kata lain, YLSA telah menjadi sebuah "perpustakaan Kristen digital" bagi masyarakat Kristen Indonesia. Dengan memakai teknologi informasi terkini, bahan-bahan tersebut diharapkan bisa semakin mudah diakses oleh orang banyak.

Untuk itu, pada awal tahun 2016 ini YLSA bersama tim khusus SABDA bernama Exodus sedang mewujudkannya melalui proyek "SABDA Cloud". Banyak tantangan yang sedang dihadapi; dari penyusunan metadata, kategorisasi bahan, pengaturan bahan dan penyediaan infrastruktur yang memadai. Karena itu, mari kita doakan agar Tuhan menolong mewujudkan impian ini sehingga nama Tuhan dan kehendak-Nya semakin dikenal di bumi tercinta, Indonesia.

Apakah Sahabat Apps4God familiar dengan teknologi 'cloud'? Apakah Anda memiliki saran/pendapat untuk mengembangkan pelayanan ini? Silakan memberikan saran ke link di bawah ini

Gabung Diskusi

KOMUNITAS

 

Umpan Balik Situs 1001 jawaban

Sahabat Apps4God, masih ingatkah Anda dengan situs 1001 Jawaban yang dibuat oleh Karen, Richard, Charisma, Darwin, Marcel, dan Mario, yang kami informasikan di edisi sebelumnya? Apa kira-kira tanggapan para sahabat lain mengenai kemunculan situs ini? Apakah manfaatnya bagi dunia pelayanan? Simak tanggapan mereka di bawah ini.

"Pertanyaan dan jawaban yang memberkati pembaca. Pasti akan diminati oleh orang Kristen dan agama-agama lain. Didikan dan kasih Tuhan Yesus pasti bisa dirasakan oleh semua orang."
(Clari Na)
"Puji Tuhan ... informasi yang berguna bagi semua yang memiliki banyak pertanyaan. Ini sangat baik sekali dan memberkati ...."
(Johanes Jon Gilbert)
"Ide aplikasi ini bagus sekali ... dapat menjawab pertanyaan dari banyak jemaat. Mungkin perlu disebutkan penulis serta profil penulis jawaban tersebut."
(Debrian Ruhut Saragih)

Banyak yang bersyukur atas kehadiran situs ini. Menurut Karen, proyek 1001 Jawaban ini masih terus dikembangkan. Mohon doa para Sahabat agar proyek ini bisa terus berkembang untuk menolong anak-anak Tuhan agar semakin peka menolong saudara-saudara seiman lainnya.

Lihat Tanggapan Situs 1001 Jawaban

PELAYANAN / PROYEK / PROGRAM

App-Interview: Situs 1001 Jawaban, Pelayanan Masa Kini

image: Karen 1001 Jawaban

Kita akan melihat satu contoh pelayanan generasi muda di zaman ini. Salah seorang mitra Apps4God, Karen dari Code for the Kingdom melayani dengan membuat situs 1001 Jawaban sebagai responsnya pada tantangan Pertanyaan Kristen. Karen adalah seorang manajer startup, bukanlah seorang pekerja gereja penuh waktu. Namun, dia menyediakan waktu bersama timnya untuk mengadakan situs ini. Bagaimana sepak terjangnya melakukan pelayanan ini?

1. Mengapa mengambil proyek "Pertanyaan Kristen" diantara serangkaian challenge yang lain?

Alasan saya mengambil challenge "Pertanyaan Kristen" adalah karena challenge ini cukup sering saya alami sendiri. Orang tua dan teman-teman dekat saya kerapkali mempertanyakan maksud firman Tuhan dari Alkitab yang tidak ia pahami. Ditambah pertanyaan yang muncul dari adanya permasalahan dalam hidup sehari-hari. Pertanyaan ini mungkin akan mudah dijawab oleh beberapa orang yang sudah ahli, seperti pendeta atau orang yang sekolah teologi, namun menjadi misteri atau puzzle yang cukup rumit dan akhirnya cukup menggelitik iman seseorang saat pertanyaan itu tidak terjawab. Sehingga saat challenge "Pertanyaan Kristen" ini disuguhkan pertama kali oleh tim SABDA, saya sangat tertarik untuk mengerjakan produknya. Tujuan utama 1001Jawaban.com adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan orang Kristen baru yang dalam proses mengenal jati diri Yesus dan untuk menjawab pertanyaan orang Kristen yang sedang bergumul dengan masalah atau tantangan dalam hidupnya.

2. Berapa lama jangka waktu Anda mengerjakan proyek "1001 Jawaban" ini? Apakah dikerjakan secara full-time atau part-time?

Website 1001jawaban.com saat ini masih dalam bentuk MVP dimana fitur yang live adalah fitur utama saja, dimana ada serangkaian pertanyaan dan jawaban. Untuk MVP ini kami mengerjakannya dalam kurun waktu kurang lebih 1 bulan. Sejauh ini tim 1001Jawaban.com mengerjakannya secara part-time karena masing-masing dari kami mengerjakannya secara voluntir (sukarela) dan sehari-hari kami masih bekerja.

3. Kami melihat situs "1001 Jawaban" sebagai sebuah produk sederhana, namun bermanfaat. Apakah anda menerapkan salah satu konsep startup minimum-viable product di proyek ini? Bagaimana anda memprioritaskan fitur yang harus dikembangkan?

Development website 1001Jawaban.com masih jauh dari sempurna dan saat ini masih dalam bentuk MVP. Ke depannya kami akan menambah lebih banyak fitur yang bermanfaat untuk user kami dan diharapkan akan lebih banyak lagi interaksi dengan user karena dalam kehidupan pasti selalu ada pertanyaan baru yang perlu dijawab. Cara kami memprioritaskan fitur sangatlah mudah karena fitur utama 1001Jawaban.com tentulah fitur pencarian dan mengkategorikan pertanyaan dan jawaban. Development berikutnya adalah menambahkan fitur Login user dan My Profile, sehingga user lebih mudah mengatur setting-nya masing-masing.

4. Apakah ada lagi elemen startup lainnya yang dipakai dalam proses pengerjaan "1001 jawaban" ini?

Karena keterbatasan waktu development, tentunya kami memanfaatkan banyak elemen startup. Dimulai dari Agile Project Management, dimana kami melakukan sprint setiap minggunya, dari design sampai development front end dan back end. Untuk mendukung Project Management ini, kami juga menyiapkan mindmap website dan menggunakan tool Trello dan Github.

5. Bagaimana pesan anda untuk individu atau kelompok yang ingin melakukan pelayanan serupa?

Saya ingin sekali meng-encourage teman-teman untuk memakai kesempatan dan talenta yang diberikan Tuhan untuk melayani, terutama dalam membangun produk digital karena di era ini hampir semua bentuk komunikasi lebih mudah dilakukan melalui teknologi. Kita dapat menjangkau lebih banyak jiwa seperti misi yang Yesus titipkan kepada kita. Tuhan telah memberikan kita kesempatan untuk menyelesaikan perkara kecil, maka Ia akan mempercayakan perkara yang lebih besar lagi yakni Kerajaan Surga.

Lihat Tautan Wawancara Lainnya:

Pelayanan dengan Hackathon

Virtual Reality untuk Tuhan ... Mungkinkah?

image: Virtual Reality untuk Tuhan

Redaksi Apps4God sempat membahas Virtual Reality (VR) dan potensinya yang dapat mengalihkan manusia dari kenyataan hidup dan kebenaran karena tergoda oleh indahnya "dunia virtual". Contohnya, game online yang memberikan hiburan-hiburan, tetapi mengalihkan diri dari kewajiban kita. Namun, di sisi lain, teknologi VR memiliki kekuatan untuk mengalihkan seseorang dari realita yang mereka alami, tidakkah kita bisa membawa orang lain pada realita lain untuk memuliakan Tuhan? Setiap orang adalah budak dosa (Yoh. 8:34); kejahatan, perzinaan, dan ketidakpercayaan pada Tuhan. Setiap saat hal itu bisa melingkupi kehidupan manusia dan menjauhkan mereka dari Tuhan. Contohnya, anak yang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis, pekerja yang hidup di masyarakat modern yang ateis, atau orang-orang yang tinggal di wilayah perang. Orang-orang ini tidak memiliki lingkungan yang kondusif untuk mengenal Tuhan, mengenal kasih-Nya, ataupun mendengar kebenaran firman Tuhan. Apakah VR bisa membawa mereka ke realita Kerajaan Allah yang kudus dan benar?

Derek Ham, peraih gelar Doktor di Computation Design, mengembangkan aplikasi VR yang menampilkan cerita-cerita Alkitab bernama Bible VRX. Bible VRX menunjukkan berbagai peristiwa Alkitab yang dihidupkan kembali, seperti Musa yang membelah Laut Merah, Daud yang melawan Goliat, kejatuhan Adam dan Hawa, dan sebagainya. Desain 3D-nya mengambil sudut pandang penglihatan (angle) yang unik sehingga pengguna seolah-olah mengalami kejadian tersebut, seperti pada adegan "Daud melawan Goliat", adegannya mengambil sudut pandang Daud yang bertubuh kecil dan melihat tubuh Goliat yang raksasa dari ujung kaki yang menginjak tanah sampai ujung kepala yang menjulang ke langit. Hal ini dapat memberikan pengalaman yang lebih nyata dan intim ketika memahami firman Tuhan. Doa dan harapan kami, Bible VRX dapat memperkaya pengajaran firman Tuhan bagi gereja zaman ini. Aplikasi Bible VRX ini dapat diunduh untuk sistem operasi Android dan iOS. Selengkapnya bisa Anda liat di video bawah ini.

image: Preview Bible VRX

Bible VRX hanyalah salah satu contoh dari beragam aplikasi teknologi terbaru untuk menyampaikan firman Tuhan. Hologram, game online, kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan sebagainya hanyalah sebagian dari tumpukan teknologi yang belum mendapat "sentuhan rohani" terutama untuk masyarakat Kristen Indonesia. Orang biasa bersiap mengantisipasi kemajuan teknologi untuk kebutuhan pribadi mereka. Akan tetapi, sebagai orang percaya, kita seharusnya bukan saja mengantisipasi teknologi, tetapi siap menguasainya dan memaksimalkannya untuk membangun Kerajaan Allah. Bersiapkah menyambut "gelombang besar" teknologi, dan seperti Musa, sanggupkah kita menyambut anugerah Tuhan dan membuka jalan pelayanan dengan "membelah" dan menguasai gelombang teknologi? Salam Apps4God!

Lihat Artikel Lengkap

ARTIKEL+

 

Konsekuensi Rohani dari Kecanduan Teknologi

image: Kecanduan Teknologi
 
image: Adam Jeske InterVarsity
"Kita tahu kita tidak dapat melayani Allah dan uang (Matius 6:24). Barangkali kita perlu mulai bertanya kepada diri kita sendiri apakah kita dapat melayani Allah dan Facebook." (Adam Jeske, Manajer Media Sosial InterVarsity)

Kita hidup di zaman digital yang serba terhubung/terkoneksi, di mana informasi sangat mudah didapat setiap hari bahkan setiap saat. Teknologi internet, media sosial, dan smartphone telah membuat kita bisa mengetahui berita terbaru, resep terbaru, sampai kabar terbaru teman kita yang jauh. Daya tarik inilah yang membuat kita sangat senang memakai gawai kita dan bahkan kadang sampai kecanduan. Tanpa sadar, kita jadi keasyikan bergaul karib dengan teknologi dan tak memikirkan lagi mana yang penting dan mana yang tidak penting. Relasi dengan Tuhan adalah bagian penting dalam hidup kita. Ketika banyak waktu kita dipakai untuk "bergawai", masihkah kita bergaul karib dengan Tuhan?

Adam Jeske, si penulis artikel yang juga manajer media sosial persekutuan kampus InterVarsity, berbagi soal tentang kaitan antara hobi bergawai dan kehidupan rohani, baik kebaikan, kerugian, dan cara menghadapinya. Hobi bergawai, menurutnya, telah memperjelas kemanusiaan kita sebagai makhluk yang berelasi. Namun, di sisi yang lain, teknologi itu berpotensi menjerat kita sampai-sampai kita bisa merasa "tidak hidup" tanpa gawai karena kekayaan fasilitas di dalamnya seperti: buku, alarm, media sosial sebagai alat pertemanan, dsb.. Untuk itu, penulis menyarankan untuk mendekatkan diri kita kepada Tuhan dengan mengendalikan kebiasaan bergawai kita, bukan dijerat olehnya. Bagaimanakah caranya? Simak artikel ini!

Lihat Artikel